Warga RW 9 Mojolangu Berharap Pembangunan Jalan Tembus Griya Shanta Segera Terealisasi

MALANGVOICE – Warga RW 9 Mojolangu menginginkan pembangunan jalan tembus Jalan Simpang Candi Panggung ke Perum Griya Shanta segera terealisasi. Jalan itu bisa digunakan warga untuk mengurai kemacetan.

Namun, dibalik keinginan warga itu ada sebagian yang masih menolak, yakni dari warga RW 12 Mojolangu. Penolakan itu dilatarbelakangi sejumlah alasan, diantaranya adalah faktor kenyamanan dan keamanan.

Klarifikasi Permasalahan MCK Madyopuro: Limbah MCK Tidak Dibuang di Jalanan, Siap Bangun Septic Tank Baru

Warga RW 9 Mojolangu, Juniadi (60), mengatakan jalan tembus itu sangat bermanfaat memotong jalur sehingga memecah kepadatan di Jalan Candi Panggung.

“Kalau misalnya jadi (dibangun), jalan ini bisa menjadi alternatif. Jadi kendaraan (masyarakat) tidak akan hanya melalui Jalan Candi Panggung saja, bisa langsung menuju Jalan Besar (Soekarno-Hatta),” katanya.

Ia pun menilai pembangunan jalan tembus itu menjadi langkah yang cukup solutif. Mengingat aktivitas lalu-lintas di ruas jalan tersebut juga terus meningkat, terlebih sejak 6 tahun terakhir.

“Mahasiswa kan tambah banyak, masyarakat juga terus datang ke Kota Malang. Lalu setelah ada Jembatan Tunggulmas itu, kendaraan juga sangat ramai, menumpuknya (kendaraan) itu di Simpang Lima Tunggulwulung,” jelasnya.

Jalan tembus yang masih diperdebatkan itu kini dalam keadaan kosong. Lahan tersebut juga dibatasi hingga sepanjang kurang lebih 500 meter, dengan lebar jalan yang direncanakan 10 meter, tampak dari patok pembatas yang dipasang di masing-masing sisi.

Di sisi lain juga masih terlihat ada spanduk penolakan dari warga RW 12.

Namun, rencana pembangunan terpaksa masih belum dapat dilakukan karena dinding pembatas Perumahan Griya Santa dengan lahan yang akan dibangun jalan itu masih berdiri kokoh. Padahal menurut Juniadi, warga berharap jalan tembus itu dapat segera dibangun.

Sementara itu pengguna jalan, Taufik (29) warga Kecamatan Sukun yang biasa melintas di Jalan Candi Panggung. Menurutnya, kemacetan di ruas jalan tersebut menjadi pemandangan yang ia rasakan sehari-hari.

“Kalau macet setiap hari ya. Misalnya ada jalan alternatif lain, kemungkinan bisa mengurai (lalu-lintas) kendaraan. Sementara ini kan jalan alternatif masih minim. Makanya menumpuk di Candi Panggung plus di Jalan Soekarno Hatta, belum dari simpang lima (Tunggulwulung),” tandasnya.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait