MALANGVOICE– Susur Sungai Brantas 2025 digelar 13-15 Oktober dengan melibatkan forum komunikasi lintas instansi, lembaga dan komunitas di Malang Raya yang peduli terhadap kelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
Rute yang ditempuh pada tahun ini lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya. Titik awal keberangkatan dimulai dari Arboretum atau titik 0 hulu Brantas hingga Bendungan Sengguruh, Kabupaten Malang.
Kegiatan ini untuk memetakan kondisi riil sepanjang aliran sungai sebagai upaya menjaga dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup terutama sumber daya air di Malang Raya. Para peserta susur sungai mengamati kondisinya secara langsung, mendata masalah, hingga merumuskan solusi, serta berbagi peran sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing untuk menyelesaikannya.
Bawa Semangat Kolektif Sinergikan Pembangunan Berkelanjutan Malang Raya
Koordinator Forum Brantas Malang Raya, Doddy Eko menjelaskan, masing-masing kota dan kabupaten terdapat koordinator masing-masing dan terbagi atas etape-etape, yaitu sektor Kota Batu dari Arboretum Brantas hingga Dam Klerek UMM ada 6 etape, sektor Kota Malang dari Kampus III UMM hingga Jembatan Pasar Gadang terdiri dari 4 etape.
“Dilanjutkan sektor Kabupaten Malang dari Jembatan Gadang hingga Bendungan Sengguruh memiliki 5 etape,” imbuh Doddy.
Agenda yang menjadi tujuan utama Susur Sungai Brantas kali ini adalah memetakan kondisi aliran dan sempadan Sungai Brantas. Mengetahui kondisi mata air di sekitar sungai dan titik pengambilan air, mencermati potensi bencana dan kerusakan berupa longsoran tebing, retakan tebing, tumpukan sampah di sungai dan limbah cair yang dibuang ke sungai, mengamati kualitas air di Sungai Brantas. Hingga didapat perbandingan kondisi dari masa ke masa susur sungai dan diidentifikasi program tindak lanjutnya.
“Kami melakukan pengamatan dan pencatatan pada mata air, pengambilan air, pembuangan limbah cair, longsoran tanggul/tebing, tumpukan sampah, retakan tanggul/tebing, kondisi sempadan sungai, flora dan fauna yang ada, hingga produk kebudayaan baik benda maupun nirbenda saat susur sungai”, kata Koordinator Sektor Kota Batu, Achmad Rifai yang akrab disapa Mad Berlin.
Susur sungai dilakukan dengan berbagai metode, mulai hiking hingga menggunakan perahu karet mengikuti aliran sungai. “Kami merencanakan jalan kaki, pemantauan menggunakan drone, hingga menggunakan perahu karet jika di bantaran tidak memungkinkan dilalui berjalan kaki dengan juga memetakan titik konsentrasi sampah, sedimentasi, pembuangan limbah cair, hingga titik rawan bencana”, ujar Sugeng Widodo, koordinator sektor Kabupaten Malang.
Peralatan, alat komunikasi, standar keselamatan dan kesehatan, hingga kru yang kompeten, telah disiapkan. “Selain alat pendataan, pengamatan, dokumentasi seperti kamera dan GPS, kami juga telah menyiapkan peralatan safety dan system rescue, selain armada transportasi personel dan ambulans”, tutur Fitri Haryanto, koordinator Kota Malang.
Susur Sungai Brantas digagas Perum Jasa Tirta I, yang diwakili oleh Kepala Divisi Jasa ASA V, Agung Nugroho DP..Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi, aktivitas, dan permasalahan yang ada di sepanjang aliran Sungai Brantas, khususnya di wilayah Malang Raya, dari aspek teknis maupun sosial. Hasil dari kegiatan ini akan menjadi dasar penyusunan rekomendasi dan langkah strategis dalam menjaga keberlanjutan ekosistem sungai.
Hasil kegiatan Susur Sungai Brantas akan disusun dalam bentuk laporan dan rekomendasi yang dipresentasikan dalam forum bersama Kota Malang dan Kabupaten Malang. Rekomendasi tersebut akan menjadi dasar tindak lanjut dalam upaya menjaga kelestarian Sungai Brantas yang mengalir melalui 17 kabupaten/kota di Jawa Timur.
Wali Kota Batu Nurochman menegaskan pentingnya melestarikan tradisi lokal untuk merawat sumber dan mata air sebagai bagian dari tanggung jawab bersama. Wali Kota juga menekankan bahwa perkembangan wilayah di Malang Raya dengan berbagai potensi eksplorasi dan investasi tidak boleh mengabaikan aspek keberlanjutan lingkungan. Pemkot Batu bersama seluruh pihak berharap kegiatan ini menjadi momentum sinergi dan kolaborasi dalam gerakan mencintai lingkungan serta memperkuat komitmen menjaga harmoni antara manusia dan alam.
“Kami berharap seluruh kepala daerah, khususnya di wilayah Malang Raya, dapat memiliki komitmen dan keberpihakan terhadap kondisi lingkungan yang saat ini memerlukan perhatian serius. Menjaga dan mencintai lingkungan harus menjadi prioritas utama, bukan sekadar narasi,” kata Wali Kota Nurochman.(der)