24 Negara Ambil Bagian di Kejuaraan Dunia Tapak Suci, Kenalkan Budaya Lokal hingga Mendunia

MALANGVOICE- Kejuaraan Dunia Tapak Suci ke-2 resmi dibuka pada Jumat (8/1) di Universitas Brawijaya. Menggunakan GOR Pertamina, total 763 peserta dari 24 negara siap bertanding.

Dalam acara pembukaan dihadiri langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia (Mendikdasmen RI), Abdul Mu’ti, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhadjir Effendy, dan Ketua Umum Tapak Suci Putera Muhammadiyah, Afnan Hadikusumo.

Di momen bersejarah itu Mendikdasmen RI, Abdul Mu’ti dikukuhkan sebagai Pendekar Kehormatan Tapak Suci.

Afnan Hadikusumo mengungkap, capaian gemilang yang digapai tapak suci akan terus diusahakan agar dapat meningkatkan kualitas kader dan atlet.

Hal itu juga selaras dengan tujuan dari Kejuaraan Dunia Tapak Suci ke-2 ini.

“Untuk terus menggapai capaian yang gemilang, pada saat muktamar tapak suci yang lalu telah mengamanatkan kepada kita untuk meningkatkan kualitas kader dan atlet. Oleh karena itu, kita membuat petak jalan bagaimana agar atlet kita berkualitas, siswa kita berkarakter, dan bisa mempertahankan tradisi yang ada,” jelas Afnan.

Ketua Pimpinan Wilayah 2 Tapak Suci Jawa Timur, Prof. Sasmito Djati, mengatakan sebenarnya ada lebih banyak peserta dari luar negeri yang ingin tampil di kejuaraan dunia ini. Namun karena peraturan visa di imigrasi yang ketat membuat pendaftaran urung dilakukan. Hal itu kemudian menjadi pelajaran di event selanjutnya.

Meski demikian, di tahun kedua kejuaraan tapak suci ini ada peningkatan peserta yang luar biasa.

“Peningkatan peserta tahun ini lebih banyak karena perkembangan tapak suci bisa diterima di banyak negara, sebetulnya bisa lebih besar lagi. Target awal yang diminta hanya 12 negara saja,” ujar Sasmito.

Gelaran di UB ini juga bukan tanpa sebab. Panitia bekerja sama dengan UB untuk mengenalkan budaya lokal kepada masyarakat dunia. Ia menambahkan, ajang ini tidak hanya menjadi ajang adu bakat dan keterampilan, melainkan menjadi media diplomasi budaya Indonesia.

Selain itu juga mendukung program Globalize UB di dunia internasional.

“Seluruh peserta diberi quisioner untuk meningkatkan ranking UB,” lanjutnya.

Di tempat yang sama, Rektor UB, Prof Widodo menegaskan ajang ini menjadi kolaborasi dan pengenalan budaya dan kearifan lokal sehingga menjadi bagian penting dari peradaban dunia.

“Ini menjadi bagian penting bagaimana nilai budaya dan peradaban Indonesia itu bisa mempengaruhi juga atau menjadi bagian penting bagi peradaban dunia sehingga globalisasi kearifan lokal bisa terus berkontribusi positif dalam peradaban dunia,” tutupnya.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait