MALANGVOICE– DPC Gekrafs Kota Batu menunjukkan komitmennya dalam pengembangan industri ekonomi kreatif di Kota Batu. Hal tersebut diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepakatan dengan enam pelaku usaha mikro di Kota Batu.
Ketua DPC Gekrafs Kota Batu, Yanuar Baihaqi menjelaskan, melalui kerja sama itu, pemilik usaha mikro tersebut menerima fasilitas bantuan permodalan dan pelatihan setelah melalui proses seleksi yang ketat. Enam pemenang tersebut mulai berkompetisi sejak saat dimulainya program Gekrafs Batu PartnerUp : Pitching for Collaboration pada September 2024 lalu.
“Animo terhadap program ini cukup tinggi. Sekitar 60 usaha mendaftarkan diri. Dalam proses penyaringan, peserta diwajibkan mengikuti berbagai pelatihan,” terangnya.
Pelaku Wisata Turut Andil Jamin Keselamatan Perjananan Pariwisata
Yanu memaparkan, porsi pelatihan yang diberikan kepada para kontestan cukup banyak. Mulai teknis memahami bisnis sendiri, mengembangkan usaha, hingga pemasaran. Keseriusan dan konsistensi peserta menghadiri pelatihan, termasuk mengerjakan tugas, menjadi salah satu parameter penilaian.
“Selain itu, kurasi secara mendalam tentang keunikan, kelayakan dan potensi bisnis seluruh usaha yang mendaftar, juga menjadi tolak ukur seleksi,” tutur dia.
Yanuar mengungkapkan, peserta terpilih mendapatkan dukungan dari Gekrafs Kota Batu berupa pelatihan, pendampingan dan fasilitas pendanaan untuk pengembangan usaha. Permodalan usaha yang diberikan berkisar puluhan juta.
“Untuk sementara, budget permodalan dan pengembangan masih di kisaran puluhan juta. Namun di tengah jalan jika ada ide brilian, saya yakin investor tidak akan keberatan mengeluarkan dana lebih banyak lagi,” imbuh Yanuar.
Sementara itu, Sawetu, salah satu pemenang PartnerUp memberikan apresiasi tinggi terhadap program ini. Dirinya sangat senang dapat mengikuti berbagai pelatihan yang memberi wawasan bisnis sangat mendalam.
“Sekarang saya jadi punya gambaran bagaimana mengelola bisnis kedepannya,” ungkapnya.
Senada, pemenang lainnya, Hesti, menyebutkan, banyak pengalaman baru dalam proses business pitching yang diadakan oleh Gekrafs Batu. Ia mengaku memperoleh beragam insight baru tentang terminologi yang biasa digunakan sehari-hari dalam menjalankan bisnis. Menurutnya juga, banyak pencerahan baru terkait peningkatan mutu layanan dan inovasi produk.
“Peningkatan kemampuan itu mutlak diperlukan UMKM agar dapat terus bersaing dalam era digital maupun tradisional. Sehingga untuk memulai, menjalankan, bahkan mempertahankan bisnis tidak lagi menjadi hal yang menakutkan,” imbuh pemilik Ken Ayu Snack & Cookies ini.
Hesti juga menambahkan, UMKM adalah bisnis dalam skala yang lebih kecil, namun tetap perlu penanganan secara profesional. Hal ini guna menjamin keberlanjutan bisnis. Manajemen profesional seharusnya juga bukan menjadi hal tabu untuk UMKM.
“Saya yakin profesionalitas akan memunculkan jati diri dari UMKM,” pungkasnya.(der)