MALANGVOICE– Suasana cair nan hangat begitu terasa saat paslon nomor 1 Pilkada Batu, Nurochman-Heli Suyanto berkumpul dengan puluhan pedagang Pasar Induk Among Tani beberapa hari lalu. Tak ada sekat jarak sosial dalam pertemuan itu, dialog pun berjalan sangat interaktif. Ada bagian yang menarik pada momen tersebut.
Saat tengah asyik memaparkan visi-misinya, seketika Cak Nur melontarkan celetukan ‘SAE Ning Batu’. Ungkapan spontan bukan tanpa maksud. Ia merespon tagline Kota Batu, yakni ‘Shining Batu’ yang terpampang pada tangga berjalan Pasar Induk Among Tani. Oleh Cak Nur, Shining Batu dipelesetkan menjadi ‘SAE Ning Batu’.
“Shining Batu jadi SAE Ning Mbatu. Hari ini kami sederhanakan dengan istilah bahasa Jawa,” seloroh Cak Nur.
Demi ‘Mbatu SAE’, Pedagang Pasar Induk Among Tani Bulatkan Dukungan untuk Cak Nur-Mas Heli
Sekalipun dilontarkan secara spontan dan terkesan sederhana, ada pesan tersirat yang ingin ia sampaikan kepada masyarakat. Hal tersebut bentuk ekspresi untuk melestarikan bahasa daerah karena sangat integral dengan kultur masyarakat. Ia tak ingin bahasa daerah sebagai bahasa ibu yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari lenyap, disebabkan karena penuturnya semakin berkurang.
Ditelaah lebih mendalam lagi, bahasa daerah bukan hanya sebagai alat komunikasi. Sebagai bagian dari produk budaya, bahasa mengandung historis, filosofis serta menunjukkan identitas diri. Lokal branding ini patut dipertahankan agar memperkaya keberagaman bahasa serta keanekaragaman budaya di tengah era tantangan global. Punahnya satu bahasa berarti mengubur semua peradaban dan pengetahuan lokal yang terkait dengan bahasa itu.
Cak Nur menerangkan, pelestarian budaya lokal merupakan salah satu fokus utama dari misi Nawa Bhakti. Dalam upaya memperkuat identitas dan karakter daerah. Pengembangan budaya ini bertujuan untuk melestarikan, menghidupkan kembali, dan mengembangkan kekayaan budaya yang ada. Sehingga dapat menjadi daya tarik wisata sekaligus memperkuat jati diri masyarakat setempat.
“Langkah strategis dalam pengembangan budaya lokal, mencakup beberapa aspek penting yaitu identifikasi dan inventarisasi kebudayaan lokal Kota Batu. Meliputi adat istiadat, seni pertunjukan, kuliner, kerajinan tangan, warisan sejarah yang unik dan otentik. Maka perlu dilakukan pengembangan budaya lokal yang berdaya saing global dengan berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi,” pungkas Cak Nur.(der)