MALANGVOICE – Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Batu mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir. Perasaan buncah pun menggelayuti pelaku industri pariwisata di Kota Batu.
Berdasarkan laporan terakhir Satgas Covid-19 Kota Batu per 13 Februari, konfirmasi positif secara akumulatif mencapai 3.555 kasus. Kasus aktif positif menjangkiti 342 orang. Tercatat ada tambahan 58 kasus dalam sehari.
Keadaan semacam itu membuat pengelola pariwisata gelisah. Mereka khawatir jika pembatasan mobilitas maupun penutupan destinasi wisata diberlakukan.
Manager Marketing & PR Jatim Park Grup, Titik S Ariyanto mengatakan, bisnisnya baru leluasa beroperasi baru pada akhir Desember 2021 lalu. Alih-alih memulihkan pendapatan, justru pengalaman getir seperti pertengahan 2021 akan terulang jika pemerintah melakukan penutupan destinasi wisata. Memang diakuinya, trend kunjungan mengalami peningkatan.
“Tapi itu pun masih belum cukup menutup kerugian karena penutupan destinasi wisata beberapa waktu lalu. Bahkan gaji karyawan dibayarkan 80 persen. Jam kerja pastinya dikurangi,” ujar Titik.
Sebab itu, pihaknya berharap sektor pariwisata di Kota Batu tetap dapat berjalan. Untuk urusan protokol kesehatan, dirinya siap kembali melakukan pengetatan.
Selama ini, para pengunjung yang datang ke JTP Group diwajibkan menunjukan dokumen resmi vaksinasi, jika tidak memiliki, maka dilarang masuk. Syarat mutlak lainnya untuk masuk, pengunjung wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
“Terus terang kami tidak ingin kembali mati kutu kayak setaun kemarin. Kalau tutup lagi, dampaknya bisa luar biasa,” imbuh dia.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arief as Siddiq, menegaskan bahwa penerapan protokol kesehatan di tempat wisata masih berjalan seperti biasa. Pemkot Batu sendiri menegaskan akan memilih menyeimbangkan stabilitas perekonomian dan pengendalian COVID-19
“Untuk itu, percepatan vaksinasi terus dilakukan. Saya harap kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan juga semakin ditingkatkan,” harapnya.(der)