ITD Unair Surabaya Temukan 108 Omicron, Pemkab Malang Aktifkan Satgas Tingkat Desa

Ilustrasi covid-19, (Pixabay).

MALANGVOICE – Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya merilis, per 28 Januari 2022 di Jawa Timur ditemukan 108 kasus Covid-19 varian Omicron, dengan lonjakan terakhir sebanyak 82 kasus.

Dari 82 kasus Covid-19 varian Omicron terbaru tersebut, ditemukan dalam sampel yang berasal dari pasien di 13 kabupaten/kota di Jawa Timur, yakni 31 di antaranya berasal dari Kota Surabaya.

Sedangkan, 22 kasus Covid-19 varian Omicron dari Kota Malang, dan sisanya tersebar, di antaranya, di Sidoarjo (5), Gresik (5), Kabupaten Madiun (5), Kabupaten Malang (5), dan Kabupaten Pasuruan (4).

Dari total 108 orang yang sudah terkonfirmasi positif varian Omicron, sebanyak 47,2 persen telah dinyatakan sembuh atau selesai menjalani isolasi.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Malang HM Sanusi mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang telah melakukan pengetatan pergerakan warga dengan mengaktifkan Satgas Penanganan dan Pencegahan Covid-19 di tingkat desa.

Selai itu dia juga perintahkan memperbanyak tracing dan testing, dengan harapan dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Cara pengetatannya kami serahkan kepada masing-masing desa. Bisa juga desa melakukan koordinasi dengan RW dan RT untuk memantau langsung pergerakan warga, terutama warga yang baru saja bepergian ke luar kota. Sehingga jika ada gejala terpapar Covid-19, maka cepat diketahui dan dilakukan tindakan,” ucapnya.

Lanjut Sanusi, pemantauan secara ketat juga dilakukan kepada warga yang baru saja datang dari luar negeri, tidak terkecuali Pekerja Migran Indonesia (PMI).

“Sekalipun Pekerja Migran ini sudah dikarantina, kepulangannya harus tetap dipantau secara ketat, agar yang bersangkutan jika sakit dengan gejala seperti Covid-19 bisa langsung mendapatkan penanganan,” jelasnya.

Namun, tambah Sanusi, yang terpenting warga wajib menerapkan protokol kesehatan, karena meningkatnya kasus Covid-19 tersebut karena masyarakat abai protokol kesehatan.

“Sudah banyak warga yang keluar rumah tidak menggunakan masker, berkerumun dan tidak menjaga jarak. Warga harus menerapkan protokol kesehatan, tetap menggunakan masker dan tetap selalu menjaga jarak,” tandasnya.(end)