Korban Tertimpa Tembok Ambrol di Kota Malang Kondisinya Memilukan

MALANGVOICE – Masih ingat Anita Angelika korban yang tertimpa tembok pagar ambrol di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Gang I, Klojen, Kota Malang pada Ahad (14/11) lalu?

Meski secara fisik terlihat berangsur membaik, tidak demikian dengan kondisi kakinya. Anita hanya bisa pasrah dengan keputusan memilukan.

Sebelumnya korban telah menjalani operasi pertama yang dilakukan pada kaki korban di RSSA Malang pada Senin (15/11) dini hari.

Baca juga: UMK Kota Malang Tahun 2022 Resmi Rp2.994.143,98, SPSI Mengaku Tak Berkutik

Kemudian hampir tiga minggu berjalan, korban menjalani perawatan ternyata kondisi kaki korban yang telah dioperasi itu semakin memburuk.

Bila kondisi itu dibiarkan, meski luka di bagian kaki, akan membahayakan nyawa Angelika. Akhirnya pada Selasa (30/11) dilakukan operasi kedua untuk amputasi kaki bagian kiri korban.

“Kata dokter (amputasi) itu jalan terbaik. Kakinya sudah hancur dan pembuluh darahnya infeksi juga. Jalan satu-satunya keputusan dokter ya amputasi,” ujar Nugroho Widhianto, suami korban saat ditemui Mvoice, Rabu (1/12).

Baca juga:: Dinkes Belum Temukan Omicron di Kota Malang, tapi …..

Ia pun mengatakan, istrinya terlihat sangat terpukul setelah menjalani operasi kedua untuk amputasi satu bagian kakinya.

“Setelah diamputasi saat ini masih berada di Rumah Sakit (RS) untuk menjalani pemulihan. Tatapan mata istri saya terlihat kosong, kayak ngeblank gitu,” terang Antok sapaan akrabnya.

Selain istrinya, salah satu anaknya juga tengah menjalani pemulihan usai kedua kakinya patah tulang dalam kejadian tembok pagar ambrol tersebut.

Baca Juga:: Puluhan Ribu Anak Usia 6-11 Tahun di Kota Malang, Masih Belasan Ribu yang Disetujui Ortu Ikut Vaksin

“Kedua kaki anak saya dipen untuk meluruskan tulangnya. Kalau kaki kanan udah bisa nekuk, sedangkan kaki kiri hanya bisa gerak dikit-dikit. Tapi kondisi lukanya yang agak serius,” bebernya.

Anaknya yang masih duduk di bangku kelas 5 SD itu harus melanjutkan sekolah dari rumah agar tidak tertinggal.

“Alhamdulilah benjolan di kepala anak saya yang paling kecil sudah sembuh dan sekarang sudah sehat,” kata dia.

Baca Juga: 4 Tuntutan PC PMII Untuk Bupati Malang

Melihat kondisi istri dan anaknya, Antok mengaku sangat sedih dan membuat mentalnya down.

Terlebih Antok sebagai tulang punggung keluarga tidak bisa pergi ke bengkel untuk bekerja karena harus mengurus keperluan medis istri dan anaknya.

Untungnya biaya medis masih bisa terbantu karena menggunakan BPJS. Tapi terkadang dia juga kebingungan lantaran ada beberapa obat yang tidak bisa diklaim menggunakan BPJS.

Baca Juga: Didemo Mahasiswa, Bupati Malang: Mereka Kurang Paham Aturan Main Pemerintah

“Karena saya sementara ini tidak bekerja, saya jadi kebingungan untuk membeli obat yang tidak tercover BPJS itu. Saya pun berupaya untuk pinjam ke saudara hingga ke teman-teman. Dan saya juga minta tolong kepada Pak RT untuk membantu,” jelasnya.

“Sama Pak RT ternyata dimintakan ke pemilik rumah yang pagar temboknya ambrol sebab saya nggak sanggup beli obat yang satunya seharga Rp500 ribu,” sambungnya.

Kini Antok hanya bisa bersabar sambil menanti kesembuhan istrinya yang masih dirawat di RS. Rencananya akan dilakukan operasi ketiga karena masih ada bagian tulang yang patah.

“Saya hanya bisa mencoba untuk tetap semangat dan berusaha demi kesembuhan anak dan istri saya,” tandasnya.(end)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait