MALANGVOICE – Tradisi Sungkeman Riyayan digelar di kampung Biru Arema (KBA), Klojen, Kota Malang. Kali ini tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat karena masih berada di suasana pandemi Covid-19.
Sungkeman Riyayan merupakan tradisi umat Islam di Jawa yang dilaksanakan pada bulan Syawal saat lebaran Idulfitri. Di dalam prosesnya menghaturkan permohonan maaf di suasana lebaran yang biasanya mengelilingi dari tetangga satu ke tetangga lain hingga keluarga.
Tradisi Sungkeman Riyayan yang digelar di Kampung Biru Arema ini masuk dalam kalender event wisata Tahun 2021 kali ini.
Menurut Ketua Pokdarwis KBA sekaligus Ketua LPMK Kelurahan Kidul Dalem, Imawan Yutanto mengatakan, Sungkeman Riyayan ini digelar untuk mengobati rasa rindu bagi warga yang tidak bisa mudik lebaran.
“Selain itu, kegiatan ini (Sungkeman Riyayan) bisa menjadi tontonan bagi wisatawan yang berkunjung,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata Disporapar Kota Malang, Fitria Noverita yang turut hadir dalam Sungkeman Riyayan itu memberikan apresiasi atas penerapan prokes yang sudah sangat bagus dan sesuai.
“Ternyata gelaran event Sungkeman Riyayan di KBA bisa dikemas lebih fleksibel di tempat terbuka menghindari kerumunan masa dengan penerapan penerapan prokes dan tidak lama,” tuturnya.
Lebih lanjut, tampak Sungkeman Riyayan di KBA suasana lebaran, hampir setiap sudut, gang, jalan serta rumah warga dihiasi ketupat yang digantungkan.
Lalu, kegiatan Sungkeman Riyayan itu juga diiringi dengan Hadrah Syubanut Taqwa dari Kidul Dalem menjadi Pelengkap maidhoh Hasanah Ustad Gus Musyafak dari Ponpes Darul Ulum 2 Jalan Zaenal Arifin Gang 4 Kelurahan Kidul Dalam itu sendiri.(der)