MALANGVOICE – Bencana alam yang melanda beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Ahad (4/4) lalu.
Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, per Senin (5/4/2021) kemarin, hingga pukul 23.00 WIB, ada sebanyak 2.019 kepala keluarga (KK) atau 8.424 warga yang mengungsi, dan 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak bencana.
Dalam peristiwa yang terjadi di Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor, total ada 128 orang meninggal dunia, dan 72 orang masih dinyatakan hilang.
Selain itu, ada 1.962 unit rumah terdampak, 119 unit rumah rusak berat (RB), 118 unit rumah rusak sedang (RS) dan 34 unit rumah rusak ringan (RR). Sedangkan fasilitas umum (fasum) 14 unit RB, 1 RR dan 84 unit lain terdampak.
Rektor IKIP Budi Utomo, Nurcholis Sunuyeko menyampaikan, sebagai salah satu lembaga pendidikan, yang juga memiliki mahasiswa dari kawasan tersebut, IKIP Budi Utomo (IBU) ikut prihatin dan menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya.
Peristiwa tersebut merupakan sebuah kondisi yang sangat memprihatinkan. Terlebih bencana alam itu terjadi, ketika Indonesia masih harus berjuang melawan pandemi Covid-19.
“Kami segenap keluarga besar IKIP Budi Utomo turut berbelasungkawa atas musibah bencana alam yang melanda NTT dan sekitarnya itu,” ucapnya, melalui rilisnya, Rabu (7/4).
Untuk itu, lanjut Nurcholis, sebagai kampus yang memiliki ratusan mahasiswa dari kawasan Indonesia Timur, langsung bergerak untuk bisa membantu meringankan penderitaan warga yang terdampak, maupun mahasiswa asal NTT yang masih aktif berkuliah dengan memberikan bantuan melalui Program IBU Peduli.
“Kami langsung menghubungi berbagai pihak, termasuk alumni IKIP Budi Utomo yang ada di sana untuk menginventarisir kemungkinan bantuan yang bisa diberikan,” jelasnya.
Selain itu,IBU akan memberikan bantuan secara khusus bagi mahasiswa yang keluarganya kemungkinan terkena dampak. Untuk mendapatkan data yang lebih valid, dirinya memerintahkan bagian kemahasiswaan, untuk berangkat ke NTT.
“Kalau untuk mahasiswa yang keluarganya terdampak akan diberikan bantuan, bentuknya macam-macam. Bisa diberikan beasiswa, keringanan biaya kuliah atau sampai pada pembebasan. Termasuk bisa saja, kebutuhan mahasiswa yang terdampak itu, akan dipenuhi kampus, selama orang tuanya masih belum bisa memberikan kiriman,” tandasnya.(der)