MALANGVOICE – Kota Batu yang terletak di dataran tinggi ternyata tak luput dari ancaman banjir. Curah hujan tinggi diperkirakan akan sampai pada hari ini, Rabu (10/03).
Hal itu disampaikan Prakirawan Cuaca BMKG Malang, Linda Fitrotul. Ia mengatakan potensi banjir menghantui Kecamatan Junrejo dan Kecamatan Bumiaji.
“Sejauh ini perkiraan curah hujan tinggi sampai hari ini (Rabu, 10/03). Tapi, data akan diupdate lagi nanti,” jelas dia.
Curah hujan tinggi ini diakibatkan fenomena hidrometeorologi yang akhir-akhir ini terjadi. Fenomena itu berupa gangguan atsmosfer di selatan Samudra Hindia bagian barat atau disebut dengan siklon tropis marian.
Ia melanjutkan pertemuan massa udara juga memicu terbentuknya awan konvektif yang mengakibatkan hujan. Curah hujan menyentuh angka 51 sampai 150 mm, dengan peluang lebih dari 70 persen.
“Dengan intensitas itu, letak topologi daerah yang cekung bisa menimbulkan potensi banjir menengah di beberapa wilayah di Kota Batu. Masyarakat harus selalu waspada,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Agung Sedayu mengaku telah melakukan tindakan preventif sejak lama. Tindakan itu berupa pembersihan sampah di sungai-sungai yang ada di Kota Batu.
Pihaknya bersama beberapa dinas terkait dan komunitas pecinta alam sudah sering melakukan pembersihan sungai dari sampah. Ia mengatakan sampah di sungai merupakan faktor utama penyebab banjir di Kota Batu.
“Rutin setiap minggu berapa kali kami dibantu elemen-elemen masyarakat yang peduli turun ke sungai untuk membersihkan. Tapi tetap ada saja, ya seperti inilah dampak kalau semua tidak peduli,” kata dia.
Saat banjir melanda beberapa waktu lalu di beberapa titik ia menemukan banyak sampah yang tak lazim seperti dua kasur yang menyumbat aliran air di sungai.
“Itu menggambarkan kalau kesadaran setiap individu adalah nomor satu. Masyarkat perlu meningkatkan kesadaran dan tanggungjawab untuk menjaga lingkungan,” jelasnya.
Ia juga tidak menyangkal jika faktor alam bisa mempengaruhi banjir yang ada. Seperti pohon yang rubuh dan membuat sumbatan karena sampah menumpuk dibatangnya. Tetapi jika volume sampah yang ada tidak begitu besar, pasti efeknya tidak terlalu besar pula.
“Dinas terkait sudah mengeluarkan alat berat untuk mengatasi sampah. Mari kita sadar, percuma saja dilakukan kalau masyakat masih tidak peduli,” paparnya.
Pada masa mendatang pihaknya akan tetap melakukan pencegahan dengan membersihkan sampah dan melakukan sosialisasi penjagaan lingkungan. Saran akan pemaksimalan drainase yang ada juga disampaikannya.
“Kan ada saluran yang memang sebenarnya tidak boleh ditutup, tapi kadang malah di cor untuk lahan parkir. Itu tentu tidak bisa memaksimalkan cara kerja drainase sendiri,” tutupnya.