MALANGVOICE – Prasasti Sangguran merupakan prasasti penting sebagai bukti sejarah di Kota Batu. Prasasti itu menunjukan adanya peradaban di Kota Batu sejak 982 Masehi.
Arkeolog Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Wicaksono Dwi Anugrah mengatakan, di Kota Batu dulu ada peradaban kuno tempat berkumpulnya masyarakat pandai besi.
“Prasasti Sangguran itu merupakan penanda dari sebuah candi. Diduga kuat penanda itu merupakan penanda bagi Candi Pendem,” jelas Wicaksono saat melakukan eskavasi Candi Pendem beberapa waktu lalu.
Prasasti itu pada tahun 1820 dicabut oleh penjajah dari Inggris, Stamford Raffles kemudian dihadiahkan kepada seseorang di Desa Minto, Edinburgh, Skotlandia. Hingga saat ini Prasasti Sangguran berada di sana.
“Sejak dulu Prasasti Sangguran itu ada di Dusun Ngandat, Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo. Prasasti itu dulunya dikaitkan dengan Canda Songgoriti, namun itu seperti memaksakan karena jaraknya jauh sekali,” ujar Wicaksono.
Pengembalian Prasasti Sangguran ke Kota Batu ini sangat sulit. Karena melibatkan dua negara. Wicaksono mengusulkan untuk membuat replikanya saja lebih dulu.
Replika itu pun dibuat oleh masyarakat adat Kota Batu. Penancapannya telah dilakukan di Area Punden Mbah Tarminah, Dusun Ngandat, Desa Mojorejo. Kegiatan penancapan itu dilakukan pada tanggal 21 Februari lalu.
Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu, Arief As Siddiq mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh masyarakat Desa Mojorejo. Langkah itu menurutnya bisa menjadikan Desa Mojorejo sebagai Desa Wisata sejarah.
“Kita akan fasilitasi apa yang bisa kita siapkan. Karena ini merupakan potensi yang dimiliki Kota Batu yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi budayawan dan sejarawan,” jelasnya, Jumat (05/03).
Arief mengatakan dirinya telah melihat langsung replika prasasti itu. Dirinya mengaku telah membentuk beberapa program untuk mensupport kegiatan di Prasasti Sangguran itu.
Ketika ditanya terkait usaha mengembalikan prasasti ia mengaku sedang melakukan kajian dan analisa. Pihaknya juga telah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak terkait hal itu.
“Mudah-mudahan keinginan besar masyarakat Kota Batu di Desa Mojorejo untuk mengembalikan prasasti itu bisa terwujud. Kami serius di situ, nanti step by step dengan koordinasi yang kita lakukan mudah-mudahan bisa sampai terwujud,” tandasnya.(der)