MALANGVOICE – Hampir satu bulan Nadhlatul Ulama (NU) merayakan hari jadinya yang ke 98, perayaannya tetap terasa hingga hari ini. Perayaaan HUT NU itu digelar secara sederhana oleh Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU di Cafe Joereagan, Lowokwaru, Kota Malang, Sabtu (27/02).
Komunitas ludruk Kuwalisi Kendo Kenceng (KKK) Kota Malang mempersembahkan seni peran kentrung. Seni peran kentrung merupakan media dakwah para wali untuk menyebarkan islam melalui seni peran. Biasanya dilakukan dengan berdialektika dan bernyanyi diiringi dengan musik tabuh.
Kentrung yang ditampilkan KKK berbahasa Jawa dengan judul “Bisu” dengan tema kesetiakwanan dan bakti kepada ibu. Pemeran seni peran itu seluruhnya diperankan oleh pemuda yang masih menduduki bangku SMA. Menunjukan, semangat perayaan ini juga didukung oleh pemuda.
“Menurut saya, pertunjukan ini mengusung visi yang sama dengan pergerakan NU secara kultural. Lantaran anak-anak muda saat ini terpapar informasi yang masif sehingga daya kritisnya seakan bisu dan tidak punya ruang untuk menjelajah sisi internal dalam dirinya,” jelas Ketua KKK sekaligus Sutradara pertunjukan ini, Sutak Wardhiono.
Ia melanjutkan, daya kritis untuk mencari ruang jelajah ke dalam diri harus dimunculkan dengan keberanian bertanya. Keberanian itu dapat dihadirkan jika anak-anak muda ini mempunyai teman yang saling mendukung sehingga tidak memiliki ketakutan untuk bertanya.
“Dengan keberanian bertanya secara kritis itu dimungkinkan anak menemukan jati dirinya sendiri dari dalam dirinya sendiri. Jadi pengaruh paparan informasi dari luar tidak begitu terasa,” lanjutnya.
Hal ini menurut Sutak merupakan visi yang diusung oleh NU yang terus menjaga tradisi nusantara dan beragama dengan moderat. Pemupukan semangat mempertahankan jati diri di tengah paparan informasi ini perlu ditanamkan sejak dini.
“Paling dasar, setidaknya anak-anak muda harus tahu jasa ibunya. Ibu itu makhluk agung yang merupakan pengejawantahan anugerah Tuhan Yang Maha Agung. Jadi setidaknya bacalah ibumu untuk mengetahui jagad raya bahkan Pemiliknya,” tukasnya.
Sementara itu salah satu aktor pertunjukan ini, Axl Ananda Rizky Pratama mengungkapkan senang mempersembahkan pertunjukan ini. Lantaran ia mendapatkan ilmu baru tentang pertunjukan dengan gaya kentrungan.
“Saya merasa mendalami gaya dakwah para wali ketika menyebarkan nasehat-nasehat mulia melalui seni peran,” paparnya.
Merespon perhelatan itu, Anggota Lesbumi NU Kota Malang sekaligus tuan rumah Joereagan Cafe, Sindu Dohir Herlianto menyatakan kagum dengan semangat anak muda. Ia mengatakan semangat anak muda merupakan modal penting dalam mempertahankan tradisi.
“Karena anak muda ini adalah masa depan kita semua. Jika mereka semangat maka akan percaya diri untuk menatap ke depan,” tandasnya.
Pertunjukan ini merupakan pembukaan perayaan HUT NU oleh Lesbumi NU Kota Malang. Nanti malam, Sabtu (27/02/2021) akan digelar diskusi Jejak Khilafah Nusantara oleh Sejarawan Peter Carey dan Ketua Lesbumi PBNU, KH. Agus Sunyoto.(der)