MALANGVOICE – Tuntutan Aliansi Mahasiswa Bergerak (Mager) pada saat unjuk rasa di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ditolak Rektor, Fauzan. Hal itu dikarenakan tuntutan Aliansi Mager itu dirasa tidak mungkin dipenuhi.
Ada sembilan tuntutan dari mahasiswa yang demo di UMM sebanyak sekitar 200 mahasiswa itu. Tuntutan Aliansi Mager yang paling disoroti adalah pemotongan SPP sebesar 50 persen.
“Bukannya UMM tidak memberikan potongan, kami memberikan potongan sebesar 500 ribu. Menurut saya potongan itu sudah yang tertinggi dibanding institusi lain,” jelas Fauzan.
Fauzan menagatakan bahwa tidak bisa memenuhi tuntutan mahasiswa ini bukan karena UMM institusi swasta. Namun memang tidak memungkinkan untuk memenuhi tuntutan para pengunjuk rasa.
“Jika memang ada dari mahasiswa yang tidak sanggup membayar SPP, maka diharapkan mengajukan permohonan untuk keringanan pembayaran. Dan yang mengajukan (keringanan SPP) juga banyak. Ada sekitar 30 persen,” ungkap Fauzan.
Korlap Aliansi Mager, Ilham Adhon Nasir menjelaskan bahwa potongan Rp 500 ribu itu dirasa tidak cukup. Pasalnya mahasiswa tidak menikmati fasilitas kampus, juga masih harus membeli paket data internet satu bulan Rp 250 ribu.
“Kompensasi tersebut tidak merata (tidak kepada semua mahasiswa). Apalagi kompensasi yang diberikan Rp 500 ribu itu sampai satu semester, sehingga ini tidak realistis,” ujarnya.
Menurut Ilham, dari 4.000 lebih sampel mahasiswa, 93 persen menginginkan agar ada potongan biaya SPP sebesar 50 persen.(der)