MALANGVOICE – Sedikitnya 23 jurnalis dari berbagai media yang bertugas di Kabupaten Malang menjalani rapid test Covid-19, Jumat (8/5).
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, Arbani Mukti Wibowo mengatakan, Kegiatan rapid test bagi jurnalis ini dinilai sangat penting, karena jurnalis merupakan salah satu bagian dari garda depan dalam pandemi Covid-19.
“Jurnalis merupakan salah satu bagian garda terdepan, mereka yang menggali informasi dan menyajikan kepada masyarakat,” ungkapnya, saat ditemui ditengah-tengah pelaksanaan Rapid Test bagi Jurnalis di gedung Scorates, Kantor Dinkes Pemkab Malang, di Jalan Panji, Kepanjen, Jumat (8/5).
Menurut Arbani, sebenarnya rapid test ini merupakan screening awal untuk mengetahui seseorang terjangkit Covid-19 atau tidak, jika masuk kategori reaktif, maka selanjutnya perlu dilakukan tes yang lebih dalam yaitu swab test.
“Kita lakukan rapid test ini karena temen-temen ini gampang tertular, karena setiap saat mencari berita, dan itu mereka tidak tahu, mencari berita mungkin kepada OTG (orang tanpa gejala, red). Ini yang membuat kami berpikiran perlu di rapid test. Kalau ada salah satu wartawan saja yang reaktif, akan kami lakukan swab, dan di cek apakah positif atau tidak,” jelasnya.
Meskipun hasil dari rapid test para jurnalis menunjukkan non-reaktif, lanjut Arbani, sebenarnya pihak Dinas Kesehatan sudah menyiapkan langkah jika ada yang reaktif Covid-19.
“Sebelum itu, kalau reaktif, yang bersangkutan wajib isolasi mandiri. Ini adalah kesepakatannya,” terangnya.
Masih ditempat yang sama, Koordinator Pokja Jurnalis Kanjuruhan Kabupaten Malang, Cahyono menyampaikan jika selama ini para jurnalis ini kerapkali mengabaikan kondisi kesehatan demi mengejar sebuah berita. Untuk itu, dirinya mengimbau kepada rekan sejawatnya agar tetap memerhatikan kondisi kesehatan selama menjalankan tugas.
“Teman-teman ini sebagai garda depan peliputan Covid-19, sehingga perlu di rapid test supaya tahu apakah ada yang terpapar Covid-19 atau tidak. Karena terkadang temen-temen wartawan tidak mementingkan kesehatannya sendiri, tapi mengejar pemberitaan tanpa melihat kondisinya. Rapid test juga agar tahu kondisi kesehatan temen-temen wartawan,” pungkasnya.(Der/Aka)