MALANGVOICE – Sebagian besar korban eskalasi serangan Israel ke Gaza adalah perempuan dan anak-anak. Pernyataan itu diungkapkan Menteri Kesehatan Palestina dokter Mai al-Kaila dalam pernyataan persnya, dilansir dari International Middle East Media Center.
Kondisi terkini, lebih dari 70 kali serangan dan pemboman yang menyasar warga Palestina di Gaza. 34 orang tewas dan 120 orang terluka. Di antara 34 orang yang tewas, ada 8 orang anak-anak dan 3 orang wanita.
Hal ini adalah sebuah fakta mengerikan, bahwa apa yang dilakukan Israel adalah kejahatan serius, kejahatan terencana. Dengan kondisi yang ada, pihak-pihak kemanusiaan internasional semestinya tidak tinggal diam, salah satunya lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Khodor Aldaraj, peneliti soal konflik di Gaza menggambarkan soal penjajahan yang sangat mempersulit masyarakat di Gaza. Warga yang tinggal, tidak diperbolehkan membawa masuk barang apa pun, termasuk perlengkapan medis. Dengan serangan ini, makin lengkap penderitaan warga setempat akibat kekurangan alat medis dan obat-obatan.
“Jadi, kita harus membantu dan mendukung mereka agar mereka dapat merasa tenang, atau paling tidak merasa memiliki sesuatu yang dapat mendukung mereka. Situasi di Gaza sangat buruk saat ini. Orang- orang memenuhi jalanan di Gaza, tanpa rumah atau tempat bernaung. Pemboman masih terjadi, banyak orang tewas, serta banyak yang kehilangan rumah,” kata Khodor.
Sejumlah korban yang terluka pun masih mendapat perawatan medis dari tim ACT. “Sejak serangan terjadi pada Selasa (12/11), relawan dan mitra ACT di Gaza terus bergerak turut memberikan dukungan medis. Saat ini salah satunya adalah bantuan kruk dan kursi roda,” jelas Andi Noor Faradiba dari Global Humanity Response (GHR) – ACT.
Selain bantuan medis, ACT juga memberikan bantuan peralatan rumah tangga untuk korban yang rumahnya mengalami kerusakan serangan. “Kami masih terus memberikan pelayanan kepada para korban. Di samping bantuan pascaserangan, ACT juga masih menjalankan program bantuan pangan bagi penduduk Gaza,” terang Faradiba.
Hingga saat ini, bantuan penyediaan Bank Darah yang diinisiasi ACT juga dimanfaatkan untuk warga Gaza yang menjadi korban serangan. Kolaborasi ACT dengan Central Blood Association di Khan Younis Gaza, tersedia di banyak titik di jalur Gaza, seperti di universitas, di masjid, dan di tempat umum lainnya. S
Sejak September lalu, ACT telah menargetkan kesediaan 1.000 kantong darah untuk menyuplai kebutuhan pasien-pasien di Gaza. Hingga Desember nanti, 1.000 kantong darah ditargetkan mampu memenuhi jumlah kebutuhan darah di Gaza.
Aksi Cepat Tanggap terus mengajak masyarakat dermawan untuk bersama membantu warga terdampak konflik kemanusiaan di Palestina. Sahabat Dermawan dapat berdonasi langsung melalui tautan www.indonesiadermawan.id/PalestineUnderAttack.(Der/Aka)