MALANGVOICE – Melihat si kecil meminta sesuatu dengan memelas, tentunya kita tidak tega untuk menolaknya, dan tanpa pikir panjang kita menjawab, “Ya.”
Tetapi gaya selalu menuruti permintaan anak, bisa membahayakan. Sebab, anak yang permintaannya selalu dituruti, bakal tumbuh menjadi pribadi yang kurang memiliki daya untuk berusaha dan temperamen.
Melisaa Deuter MD, mengatakan, orangtua zaman sekarang punya pemikiran membahagiakan anak merupakan tanggungjawab orangtua. Hal yang demikian memang benar. Tetapi apakah saat si anak ingin nilai bagus di sekolah, harus orangtua yang menyelesaikan ujiannya?
”Sebenarnya, orangtua yang berani menolak, merupakan kunci kesuksesan anak di masa mendatang,” terang Deuter.
Banyak orangtua sulit membedakan mana kebutuhan dan keinginan anak. Misalnya, mainan atau busana mahal adalah keinginan anak yang tidak harus dituruti.
Deuter mengisahkan, salah satu pasiennya yang memiliki anak berpendidikan bagus tapi susah mencari pekerjaan layak. Satu tahun setelah lulus kuliah, anak tersebut masih juga bekerja dengan profesi yang sama saat masa sekolah, yaitu pelayan restoran.
Akhirnya, orangtua anak tersebut memberikan bantuan finansial untuk membantu anak membayar sewa tempat tinggal dan makan. Mendadak, orangtua merasa sudah tidak sanggup membayar sewa. Apa yang terjadi?
Anak hanya bisa mengeluh dan marah saat orangtua memintanya untuk berusaha mencari pekerjaan yang lebih baik.
Deuter menyarankan, menolak tidak harus dilakukan dengan bilang ”tidak.” Namun, bisa dilakukan lewat cara lebih lembut dan menenangkan.
Salah satu cara yang dianjurkan Deuter adalah mengatakan: “Kami terlalu mencintaimu untuk membiarkan kamu begitu saja menghindar dari masalah tanpa berupaya mencari solusi.”
“Kami terlalu mencintaimu untuk membiarkan kamu cepat menyerah, kamu harus menyelesaikan masalah ini tanpa bantuan kami tapi dengan cara kamu sendiri.”
sumber: Psycology Today