MALANGVOICE – Sebanyak 750 warga desa Beji tumplek blek menari kolosal dalam gelaran Festival Beji Kampung Tempe di Lapangan Desa Beji Kota Batu, Jumat (23/8) malam.
Mula-mula Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko beserta Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso, dan Pj Kepala Desa Beji Edwin Yogas Patra Harahap diajak melihat dan turut mengikuti proses pembuatan tempe di Omah Tempe.
Tak lupa, di sana wanita yang akrab disapa Bude itu dijamu dengan berbagai macam olahan tempe untuk dinikmati.
Selanjutnya, mereka diarak menggunakan dokar bersama dengan gunungan tempe, tumpeng, dan beragam kesenian menuju lapangan Desa Beji. Sesampainya di sana, mereka disuguhkan dengan hiburan yang luar biasa.
Ya, tarian ‘Gembang Dele’ namanya. Suatu tarian yang disuguhkan perdana di hadapan masyarakat. Dan memiliki sebuah makna cerminan warga di sana setiap harinya memproduksi kedelai untuk dijadikan makanan lezat dan bergizi yakni tempe.
‘Bang Gembang Gembang Dele… Bang Gembang Dele… Diolah Dadi Tempe, Bang Gembang Gembang Dele… Bang Gembang Dele… Diolah Dadi Tempe, Yak Yake… Yak Yake… Hokya Hokya…’
Tampak asyik orang nomor satu di Kota Batu itu menarikan tarian ‘Gembang Dele’. Dengan lemah gemulai ia menirukan gerak penari yang ada di sekitarnya.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan ‘Udan Tempe’ atau sedekah rakyat. Sebelum dilakukan udan tempe ada sebuah prosesi sakral. Selembar kain berwarna putih diletakkan di atas tanah tepat berada di hadapan gunungan tempe.
Di atas kain diberi dua kendi satu berisikan bunga, dan lainnya berisikan batu dan air. Kemudian terdapat tokoh masyarakat yang menyalakan dupa dan sapu lidi.
Seluruh elemen masyarakat pun dengan khitmat memanjatkan doa bersama. Dilanjutkan prosesi pemecahan kendi oleh Wali Kota Batu, Wawali, dan Pj Kepala Desa Beji.
Nah, pada akhirnya tempe pun dibagikan. Sontak warga desa Beji antusias berebut tempe tersebut yang sudah menjadi incarannya.
Pj Kepala Desa Beji Edwin Yogas Patra Harahap mengatakan, Festival Beji Kampung Tempe ini merupakan puncak dari rentetan Bersih Desa Beji dengan memunculkan salah satu ikon di Desa Beji yakni tempe.
Menurut dia, saat ini tempe tidak hanya sekadar tempe. Tapi dapat diolah menjadi beragam makanan. Di antaranya kripik tempe, pia tempe, stik tempe dan lain sebagainya.
“Ya, melalui tempe ini harapannya menciptakan masyarakat ekonomi kreatif dan seni kebudayaannya yang patut dilestarikan,” ujarnya
Ia menambahkan rencananya festival seperti ini akan digelar setiap tahun.
“Karena tarian serta lagu seni Gembang Dele asal Desa Beji ini diciptakan warga sini. Sehingga, ke depan dapat dikomersilkan. Agar bisa menambah nilai ekonomi, untuk mewujudkan Desa Berdaya Kota Berjaya,” ungkapnya.
Sementara, Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menambahkan adanya festival seperti ini masyarakat akan lebih mengenal Desa Beji sebagai tempatnya produksi tempe.
“Oleh sebab itu, ke depan tempe dapat diolah menjadi beragam oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung atau didistribuskan,” katanya.
Selain itu, Plt. Kepala Disparta Kota Batu mengatakan sebagai sentra produksi tempe yang sudah ada di Kota Batu diharapkan menjadi terobosan adanya wisata edukasi tempe. Kemudian menjadi pilihan wisatawan ketka berkunjung ke Kota Batu.
“Apalagi wisata edukasi itu masih jarang ditemukan. Melihat hal ini cukup menarik untuk diketahui oleh anak-anak,” terangnya.
Tak hanya itu saja, melalui gelaran seperti ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Sehingga, diharapkan mampu mendatangkan wisatawan ke Kota Batu atau Desa Beji.(Der/Aka)