MALANGVOICE – Menjamin instalasi perpipaan saluran air minum tidak terputus di musim penghujan, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Malang tingkatkan kewaspadaan terutama di daerah rawan bencana.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Kabupaten Malang, H Syamsul Hadi mengatakan, pihaknya melakukan hal itu mengingat intensitas curah hujan tinggi. Dampak seperti bencana banjir, longsor, dan pohon tumbang, berpotensi menjebol tandon air dan menerjang pipa PDAM.
“Bencana alam tidak bisa diprediksi. Tapi, kami terus berupaya meningkatkan kewaspadaan dan siap siaga adanya dampak musim hujan yang rawan memutus pipa dan menurunkan kualitas air,” ungkapnya.
Syamsul menambahkan, dengan melihat kondisi alam saat ini, pihaknya lebih memfokuskan kewaspadaan pada intake atau bangunan yang berfungsi mengambil air baku dari sumber, mengingat beberapa bangunan tersebut berada di lereng pegunungan dan perbukitan yang daerahnya masuk rawan bencana tanah longsor dan pohon tumbang.
“Seperti di Coban Rondo, Pujon. Di sana dulunya air baku sangat bening. Tetapi jika hujan deras, terjadi tanah longsor yang membawa material lumpur dan menimbun bak penampung air PDAM. Hal ini pasti berpengaruh pada kualitas air baku serta keselamatan masyarakat,” jelasnya.
Selain bencana longsor, lanjut Syamsul, bencana alam lain seperti banjir juga berpotensi memutuskan instalasi pipa yang menyalurkan air bersih.
“Dulu pernah terjadi di Kali Lesti, Poncokusumo. Saat itu, debit air sungai meningkat dan mengakibatkan instalasi pipa airport bersih yang menyalurkan air permukaan di sungai setempat terputus,” ujarnya.
Sejauh ini, PDAM mengelola 56 titik sumber, yaitu 3 titik air permukaan, 39 mata air, dan 14 sumur dalam yang sebagian besar berlokasi di daerah rawan bencana. Sedangkan warga yang mengandalkan air dari PDAM sebanyak 120.585 sambungan rumah dengan tingkat kehilangan air (Non Revenue Water/NRW) sebesar 20 persen.
Untuk mengantisipasi dampak bencana, pihaknya menyiagakan petugas khusus lapangan selama 24 jam. Mereka bertugas secara rutin mengecek bangunan tandon air, instalasi pipa, kualitas air, membersihkan sampah, dan mengeruk sedimen.
Selain memantau pelayanan melalui sistem teknologi informasi, juga ada petugas lapang yang terus bergerak mengecek instalasi PDAM.
“Menjaga kualitas air selama musim hujan itu kewajiban kami, selama ini menggunakan sistem gas klorin dan menerapkan teknologi sistem pasir lambat untuk menjernihkan air baku,” pungkasnya. (Der/Ulm)