MALANGVOICE – Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Malang datangi Balai Kota Malang, Senin (28/1). Selain membahas soal kemacetan hingga persoalan sampah, KAHMI usulkan agar Wali Kota Malang Sutiaji lebih meningkatkan jaring aspirasi langsung warganya.
“Lewat medsos (media sosial) katanya sudah diselesaikan. Tapi kami rasa masih kurang efektif. Kalau bisa tiap bulan wali kota atau wakilnya melakukan dialog langsung dengan warga,” kata Ketua Presidium KAHMI Malang Luthfi J Kurniawan ditemui awak media.
Luthfi melanjutkan, manajemen perkotaan berbeda dengan perdesaan. Maka seharusnya pemimpin daerah lebih terbuka dan ada kerja sama.
“Warga kota ini kan relatif masyarakat terdidik dan harus tatap muka. Ada semacam task force yang langsung menyelesaikan masalah,” sambung dia.
Sedikitnya, ada enam poin penting yang dijadikan topik pembahasan KAHMI bersama Wali Kota Malang Sutiaji. Pertama, tentang pembangunan tata guna lahan. Tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Proses mitigasi bencana dan pengelolaan sampah. Permasalahan pelayanan transportasi. Penataan pasar modern dan optimalisasi pasar yang ada. Mekanisme pelibatan masyarakat dalam kebijakan publik.
“Soal mitigasi bencana dan sampah yang tiap tahun meningkat volumenya. Dan penanganannya perlu komitmen serius agar sustainable (berkelanjutan),” sambung pria juga pendiri Malang Corruption Watch (MCW) ini.
Sedangkan soal pelayanan transportasi demi menyelesaikan permasalah kemacetan. KAHMI mendukung wacana transportasi massal yang menghubungkan Malang Raya, Kota Batu Kota Malang dan Kabupaten Malang.
“Kami mendukung wali kota perlu ada angkutan massal. Bisa dengan mengalihkan angkutan konvensional yang ada saat ini ke jenis trem atau yang lain dan ini terkoneksi dengan Kota Batu dan Kabupaten Malang,” pungkasnya.(Der/Aka)