MALANGVOICE – Kinerja anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mendapat sorotan tajam dari masyarakat dan dinilai jauh dari harapan.
Contoh terbaru korupsi berjamaah yang melibatkan 41 legislator di DPRD Kota Malang yang berhasil diungkap KPK, menjadi potret buruk citra anggota dewan.
Berdasarkan survey anti korupsi yang dilakukan Indonesia Corruption Watch (ICW) beberapa waktu lalu tingkat kepercayaan terhadap DPR baru mencapai 51%, jauh dibawah tingkat kepercayaan KPK misalnya, yakni sebesar 86%.
Tak bisa dipungkiri memang, dengan sistem pemerintahan di Indonesia saat ini, peran DPR baik tingkat pusat maupun daerah sangat penting dan strategis
Peran strategis yang dimiliki lembaga dengan fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan itu idealnya harus dibarengi dengan kinerja anggota DPR RI yang kredibel dan berintegritas.
Menurut Ketua DPC PKB Kabupaten Malang, Ali Ahmad, citra DPR dan DPRD yang terpuruk karena banyaknya anggota terlibat kasus korupsi harus segera dibenahi.
Lanjut dia meski dipilih langsung oleh rakyat, para anggota parlemen tidak bisa seenaknya dalam bertindak, apalagi terlibat dalam praktik korupsi.
“Mereka harus menjaga integritas lembaga wakil rakyat agar masyarakat tidak apriori terhadap parlemen dan partai politik,” tegasnya
Pria yang juga pembina Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Malang Raya ini mengatakan kepercayaan yang diberikan kepada anggota DPR/DPRD melalui pemilihan umum harus dijaga dengan baik.
Sementara itu kata Gus Ali begitu ia akrab disapa, di era millenial saat ini, anggota parlemen dituntut harus modern dan terbuka agar dapat optimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
“Masyarakat atau konstituen masa kini, memiliki ekspektasi tinggi terhadap Wakil Rakyat. Keterbukaan informasi publik menjadi elemen penting dalam hal ini, karena relevanisnya terhadap hak peranserta masyarakat dalam pelibatan proses pengambilan keputusan,” kata Pria yang juga sedang mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dapil Malang Raya ini,
Oleh sebab itu, kata Gus Ali teknologi informasi digital seperti website dan media sosial (medsos) harus dioptimalkan. Terutama penggunaan medsos sudah menjadi keharusan bagi para tokoh publik termasuk politisi.
Disamping untuk menyerap aspirasi masyarakat, medsos bisa digunakan sebagai etalase untuk menyampaikan program dan capaian kinerja kepada masyarakat.
“Jangan menutup diri. Politisi harus berani berkomunikasi dan terbuka kepada masyarakat. Ini kewajiban moral kita terhadap masyarakat,” tandasnya.
Gus Ali sendiri diketahui sangat aktif bermedia sosial khususnya Facebook, Twitter dan Instagramnya lewat akun @gusaliahmad. Terbaru Pengusaha Rokok ini menyiapkan website pribadi dengan alamat www.gusaliahmad.com sebagai rumah digitalnya. (Hmz/Ulm)