MALANGVOICE – Tokoh masyarakat Kota Malang, Bambang Irianto, mengatakan, praktik politik uang yang terjadi dalam pesta demokrasi baik dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) ataupun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tidak sesuai dengan harapan demokrasi.
Hal itu ia sampaikan saat menggelar diskusi bersama tokoh muda Kota Malang, Muchammad Nasrul Hamzah, pada Sabtu (13/10) di kawasan Kampung Glintung Go Green (3G).
Bambang Irianto, menjelaskan, serangkaian kasus korupsi yang menjerat para anggota DPR baik tingkat pusat maupun daerah dikarenakan praktik politik uang saat mereka kampanye.
“Politik uang ini sangat mencederai demokrasi kita, dan tentu pada Pileg mendatang harus bisa dilawan terutama oleh para Caleg yang maju dalam ajang pesta demokrasi,” kata Bambang Irianto.
Ia menceritakan bagaimana pengalamannya maju dalam Pileg 2014 lalu. Kala itu, Bambang Irianto, diminta untuk ikut dalam kontestasi Pileg 2014 oleh rekannya yang sedang melakukan riset terkait dengan pemilu.
Bambang Irianto, diminta agar tidak menggunakan beberapa instrumen, termasuk di dalamnya politik uang dan sejenisnya. Ia mengaku, kala itu menggunakan relasi terdekatnya untuk meraih suara.
“Saya maju di Pileg 2014 benar-benar murni untuk penelitian, bagaimana jika ada seorang sosok maju tanpa menggunakan modal uang untuk money politik, tapi menggunakan integritas dan kapabilitas,” tandasnya.
Pada Pileg 2014 lalu, hanya dengan bermodalkan ratusan ribu rupiah, Bambang Irianto berhasil meraup suara ratusan dari masyarakat di Kecamatan Blimbing. “Ada di satu RW, caleg partai A memberikan sembako, caleg Partai B memberangkatkan wali limo, tapi saya masuk dengan kedekatan personal dan integritas dan kapabilitas,” tandasnya.
“Hasilnya Caleg Partai A dapat 11 suara, Caleg Partai B 15 suara dan saya dapat 17 suara di RW itu. Hal itu menunjukkan jika politik uang sebenarnya bisa kita lawan,” imbuhnya.
Bambang Irianto menegaskan, dengan adanya penegakan hukum dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang masif menyasar pada beberapa daerah, menyebabkan, para aktor politik praktis akan berpikir ulang menggunakan “money poitics” sebagai cara.
“Artinya saat ini integritas dan kapabilitas menjadi sumber daya utama dalam Pileg. Bahkan kedepan penggunaan teknologi informasi akan membantu para caleg untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” ujar pria peraih Penghargaan Kalpataru dari Presiden RI itu.
Sementara Tokoh Muda Kota Malang, Muchammad Nasrul Hamzah, sepakat dengan apa yang disampaikan Bambang Irianto. “Apa yang disampaikan pak Bambang Irianto adalah sebuah bekal bagi para caleg yang berkontestasi dalam Pileg 2019,” kata Hamzah, sapaan akrabnya.
Ia berharap, pelaksanaan Pileg 2019 tanpa politik uang diharapkan mampu menghasilkan para wakil rakyat yang benar-benar memiliki komitmen yang kuat kepada konstituen serta memiliki kapabilitas dan integritas dalam menjalankan roda pemerintahan.(Hmz/Aka<)/strong>