MALANGVOICE – Keluhan seniman wayang kulit Sanggar Lesanpuro direspon serius Pemkot Malang. Pemerintah bantah tak pernah beri perhatian maupun bantuan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Seniman Wayang Kulit Sanggar Lesanpuro, Denis Suwarno mengatakan jika selama ini pemerintah Kota Malang dinilai belum memperhatikan maupun memberikan bantuan bagi pegiat wayang kulit. Pria yang juga sebagai pembina kelompok Taruna Krido Roso (Takir) mengungkapkan kekesalannya terhadap pemerintah yang kurang peduli dengan keberadaan sanggar wayang di Kota Malang.
Atas hal itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni membantah tudingan tak beri perhatian keberadaan seniman, terlebih wayang kulit. Pihaknya mengaku konsisten beri dukungan dan fasilitasi kegiatan yang berkaitan dengan kesenian.
“Kami memang tidak memberikan bantuan pada perorangan. Namun kepada paguyuban. Bahkan ada lomba, kami terus fasilitasi,” kata perempuan akrab disapa Dayu kepada MVoice.
Maka, lanjut dia, tudingan dianggap tak pernah beri perhatian kesenian wayang kulit disesalkannya.
“Dianggap tidak beri fasilitas itu tidak benar. Karena yang diurus kan banyak. Kalau perorangan nanti takutnya ada kecemburuan sosial,” sambung dia.
Dayu menambahkan, pihaknya sangat membuka lebar pintu dialog. Apabila ada usulan untuk meminta fasilitasi pun bakal segera direspon. Namun, pengajuan fasilitasi haruslah terprogam dan konkret.
“Bisa ajukan proposal misalnya. Tapi tidak mendadak. Mekanisme pun dilakukan di awal tahun melalui Musrenbang,” urainya.
Mekanisme ini diatur dari pemerintah pusat. Ini agar tertib dalam administrasi agar tidak terjadi permasalahan hukum di kemudian hari.
“Sulit untuk kami menata jika mendadak. Pernah terjadi dan kami sempat ditegur BPK (Badan Pemeriksaan Keuangan),” pungkasnya. (Der/Ulm)