Kampung 3G, Implementasi Nyata Pancasila dalam Keseharian

MALANGVOICE – Segenap tokoh hadir dalam malam refleksi 20 tahun reformasi dan peringatan hari lahirnya Pancasila, Jumat (1/6) malam di Kampung Glintung Go Green (3G). Ajang ini mengingatkan kembali Pancasila sebagai petunjuk dalam membangun bangsa.

Ketua RW 23 Kelurahan Purwantoro, Bambang Irianto, membuka paparan dengan menjelaskan bagaimana Pancasila bekerja dalam napas masyarakat. “Saya bangun kampung ini dengan modal gotong royong, sebagai inti Pancasila,” urai penggagas Kampung 3G ini.

Dia lantas menceritakan perjuangan awal merubah pola pikir warganya. Pentingnya kesadaran akan menjaga lingkungan, terus digelorakan kepada warga.

Meskipun tak mudah, kini Kampung 3G menuai hasil positif. “Dulu kampung ini langganan banjir. Mayoritas warga berurusan dengan rentenir, sekarang semua sudah mandiri,” tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Bambang juga sempat menyinggung lunturnya nilai-nilai Pancasila setelah reformasi. Dikatakan, saat era orde baru, Pancasila menjadi petunjuk moral utama.

“Pancasila sebagai dasar negara mewajibkan penyelenggaraan birokrasi mengacu padanya. Jadi produk legislatif, eksekutif, dan yudikatif sesuai Pancasila. Tapi sekarang bunyi Pancasila kian lenyap, justru kebijakan merujuk pada kapitalisasi dan liberalisasi,” imbuhnya.

Atas keprihatinan ini, dia pun kian bertekad menggaungkan nilai-nilai Pancasila dari lorong kampung. Sebab, menurutnya, di kampung semangat Pancasila itu masih ada.

“Maka tidak ada artinya jika hanya Glintung, maka saya jaring kampung kampung lain untuk membangun seperti ini. Apalagi di era digitalisasi dan milenial ini, warga kampung tidak boleh tertinggal,” pungkasnya.

Dalam ajang ini, diskusi dihadiri pula sejumlah tokoh seperti Prof Masykuri, Prof Melani, tokoh politik senior Dimmy Harianto, tokoh agama Konghucu Klenteng Eng An Kiong Bunsu Anton Triono, serta tokoh-tokoh lainnya. (Coi/Ery)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait