MALANGVOICE – Pengangguran di Kota Malang yang semakin tinggi jadi perhatian serius paslon Sutiaji-Sofyan Edi. Tercatat hingga 2017 ada lebih dari 100.000 orang atau 25% dari jumlah mereka yang berusia produktif.
Masalah itu berupaya dipecahkan paslon yang memiliki akronim Sae tersebut, termasuk izin usaha dan tata ruang pedagang kaki lima.
Dari jumlah pengangguran tersebut belum ditambah pendatang yang ingin mencari pekerjaan ke Kota Malang. Jumlahnya bisa mencapai 300 ribu orang yang musiman di sektor makanan, konstruksi dan akomodasi.
Melalui program Tri Prasetya, pasangan calon nomor urut 3 ini akan merajut berbagai potensi yang ada untuk menyerap tenaga kerja, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan keterampilan dan daya saing produk dan jasa, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, strategi paslon Sae ini adalah
Mengintegrasikan program-program SKPD. Menyediakan ruang promosi dan pemasaran terintegrasi untuk produk kuliner, seni, kerajinan, baik berupa pasar seni maupun ruang pameran. Menyediakan pasar Online dan konvensional di bawah pengelolaan pemerintah kota.
Ada juga membangun pasar-pasar murah yang terjangkau kalangan mahasiswa. Untuk mendukung program ekspor, impor dan investasi, perlu dilakukan peninjauan kembali regulasi dan kebijakan pemerintah kota yang selama ini dianggap memperlambat atau bahkan menghambat usaha.
“Penataan kembali tata ruang wilayah juga perlu dilakukan secara komprehensif, dengan tetap mempertimbangkan daya dukung lingkungan di sekitarnya, baik itu untuk menata permukiman padat penduduk, maupun menata usaha perdagangan berdasarkan zonasi jenis dan sifat produk barang dan jasa yang diperdagangkan,” kata Sutiaji.
Strategi lain adalah mengadaptasi perkembangan teknologi kreatif yang pesat di kalangan kaum muda, sub sektor aplikasi dan games akan mendapat ruang yang lebih bebas untuk dikembangkan. Saat ini di Kota Malang terdapat 2.200 tenaga kerja dari 4.800 lulusan akademik yang terserap dalam industri kreatif berbasis aplikasi dan games.
Gairah terjun ke dunia kreatif ini dipredikisi tumbuh 20% per tahun. Seperti tampak pada industri kunliner, animasi, film dan video, sehingga membuka peluang penyerapan tenaga kerja terampil dan terdidik baik dari perguruan tinggi maupun dari sekolah kejuruan.(Der/Aka)