Bupati Malang Merespon Perseteruan Komite dengan Kepala SMPN 4 Kepanjen

Suburiyanto. (Toski)
Suburiyanto. (Toski)

MALANGVOICE – Perseteruan antara Komite Sekolah dan Kepala SMPN 4 Kepanjen, Suburiyanto semakin memanas. Apalagi munculnya informasi bahwa Suburiyanto sempat meminta uang sebesar Rp 30 juta ke komite untuk biaya pindah tugasnya.

Hal ini mendapat respon keras dari Bupati Malang, H Rendra Kresna saat ditemui awak media di ruang Anusopati Pendopo Agung Kabupaten Malang, Jalan Agus Salim, Kota Malang, usai memimpin acara mutasi para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, Selasa (6/3).

Secara tegas, Rendra mengatakan Kepsek tidak boleh meminta uang kepada Komite Sekolah.

“Tidak boleh, kepala sekolah dilarang meminta uang kepada komite, apalagi untuk keperluan pribadi. Kecuali uang tersebut digunakan untuk acara kepentingan anak didik,” jelas Rendra.

Terkait adanya uang senilai Rp 30 juta yang menurut pihak Komite Sekolah akan digunakan sebagai biaya penggantian kepengurusan kepindahan tugas Suburiyanto dari Kasek SMPN 1 Pakisaji ke SMPN 4 Kepanjen, Bupati Malang menegaskan tidak ada hal seperti itu.

“Kepsek tidak boleh meminta uang kepada Komite dalam bentuk apapun,” tegas Rendra.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Kabupaten Malang, M. Hidayat menegaskan bahwa untuk perpindahan tugas, tidak ada pungutan apapun.

“Tidak ada biaya untuk perpindahan tugas, jika memang ada beritahu saya dan akan saya tindak oknum yang melakukan penarikan biaya pindah tugas,” katanya.

Bahkan mantan Kasubag Humas Kabupaten Malang ini berani bersumpah bahwa dirinya tidak pernah menerima serupiahpun uang dari biaya kepindahan tugas tersebut. Bahkan Rp 30 juta yang diisukan untuk mutasi tugas Subur dirinya tidak mengetahuinya.

“Saya rela mati kafir, jika ada uang dari tiga puluh juta Pak Subur ke kantong saya. Itu hanya salah paham,” kata Kadisdik Kab Malang.

Terpisah, Suburiyanto ketika bertemu awak media, berkilah bahwa dirinya hanya mengertak saja terkait dengan pinjaman Rp 30 juta ke Komite Sekolah.

“Selama saya menjabat Kepsek, saya tidak pernah diberi laporan keuangan, sehinga akhirnya saya menggertak untuk pinjam uang guna keperluan pribadi saya. Tujuan saya ingin tahu ada tidak uang di pihak komite,” ujar Suburiyanto.(Der/Aka)