MALANGVOICE – Kampanye kedua pasangan calon (paslon) Anton – Syamsul ‘ASIK’, kembali blusukan ke pasar-pasar tradisional, kali ini memilih wilayah di Kecamatan Klojen Kota Malang.
Dalam kunjungannya ke pasar Oro-Oro Dowo, Anton menekankan pentingnya pasar tradisional sebagai penggerak ekonomi kerakyatan
“Pasar tradisional harus kita pertahankan. Sudah dibuktikan. Setelah pasar Oro-Oro Dowo direvitalisasi menjadi representatif dan ramah bagi pengunjung. Sekarang di sana banyak dijadikan studi banding oleh sekolah-sekolah. Juga dari unsur pemerintahan daerah-daerah lain,” tandasnya
Selain pasar Oro-oro Dowo, Pasar Bareng juga telah direvitalisasi tahun lalu. Kini pasar di bilangan Terusan Ijen tersebut, menjadi pasar wisata belanja oleh-oleh khas Malang. Selain pedagang yang menempati lantai satu dan dua, para PKL di sekitar pasar diberi tempat khusus di lantai tiga yang sekaligus menjadi wadah UKM khas Kota Malang.
Data dari Dinas Perdagangan Kota Malang, Pasar Oro-Oro Dowo sendiri dikunjungi sekitar 3 ribu hingga 7 ribu pengunjung.
Nantinya, menurut Anton, di tahun anggaran 2018 ini, akan ada sekitar 20 pasar yang akan dilakukan perbaikan serta revitalisasi jika ia terpilih lagi menjadi Wali Kota.
“Pada intinya akan dibangun dengan konsep yang hampir sama dengan Pasar Oro-Oro Dowo. Tradisional tetapi dalamnya modern dan lebih bersih,” bebernya
Tak salah memang jika pasar Oro-Oro Dowo, layak dijadikan percontohan bagi pasar-pasar lain, apalagi di awal Febuari 2018, Pasar Oro-Oro Dowo Kota Malang, menerima sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) 8152:2015 tersebut diberikan melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN).
Bahkan, Pasar Oro-oro Dowo menjadi satu-satunya pasar di Jawa Timur yang mendapatkan sertifikasi SNI dari enam pasar se-Indonesia lainnya. (Der/Ery)