98 Persen Warga Binaan Berusia Produktif, Menteri Imipas Dorong Pemberdayaan Berkelanjutan

MALANGVOICE- Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto mengatakan saat ini ada sebanyak 280 ribu warga binaan di lembaga pemasyarakatan. Dari total itu 98 persen berada dalam usia produktif, yang menjadi tanggung jawab negara.

“Mereka tidak menuntut UMR. Maka dari itu, para pemangku jabatan harus aktif berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi mereka. Tujuannya agar saat kembali ke masyarakat, mereka memiliki bekal dan siap berdaya,” katanya saat melakukan kunjungan kerja di SAE Ngajum, Senin (28/7).

Panen 45,6 Ton Jagung Jaga Ketahanan Pangan Nasional

Kunjungan ini merupakan bagian dari implementasi program Asta Cita Presiden Republik Indonesia dan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, yang menitikberatkan pada penguatan kemandirian melalui program ketahanan pangan berbasis pemasyarakatan.

Agus menyebut di Lapas Nusakambangan, misalnya, kini sudah berdiri Balai Latihan Kerja (BLK). Di sana warga binaan dilatih beternak sapi, kambing, ayam, itik, sampai budidaya ikan lele dan mujair. Program ini bahkan mulai menarik minat investor untuk pengembangan sektor perikanan.

Tak hanya di Nusakambangan. Di SAE L’Sima milik Lapas Kelas I Malang, lahan seluas 20,5 hektare dimanfaatkan untuk pertanian dan pelatihan. Sebanyak 11,3 hektare sudah digarap melalui kerja sama dengan perguruan tinggi dan perusahaan seperti Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Koperasi, dan PT Greenfields Indonesia.

Di tempat itu, warga binaan dilibatkan dalam kegiatan pertanian, peternakan, hingga pelatihan menjahit — didukung 150 unit mesin jahit yang disiapkan untuk membangun industri konveksi dalam lapas.

“SAE L’Sima ini kami proyeksikan sebagai pusat ketahanan pangan pemasyarakatan untuk wilayah Jawa Timur,” ujar Agus.

Menteri Agus menegaskan pentingnya peran aktif Kalapas dan Karutan dalam menjembatani warga binaan dengan dunia luar. Tujuannya agar mereka tidak hanya sekadar bebas, tapi juga punya bekal keterampilan dan bisa diterima kembali di lingkungan masyarakat.

“Kami ingin semua pihak bersinergi — bupati, walikota, pelaku usaha, semuanya. Pintu lapas harus terbuka untuk peluang pelatihan dan pekerjaan,” katanya.

Sebagai tambahan, Kementerian Imipas juga menjalankan program “Jumat Berkah Edukasi” — sesi pembinaan yang berfokus pada semangat, mental, dan pemahaman agar warga binaan kembali ke masyarakat secara utuh dan bermartabat.

“Ini bukan wacana. Ini program nyata. Kami ingin pemasyarakatan jadi tempat pembinaan yang siap hidup mandiri,” tegas Agus.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait