70 Persen Pamong Praja Bakal Pensiun, Kemendikbud Siapkan Slot Dua Ribu

Seminar Nasional
Seminar Nasional "Pengembangan Karir Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Penilik" di FP UM, Kamis (7/11). (Lisdya)

MALANGVOICE – Dalam beberapa tahun ke depan, profesi pamong belajar di Indonesia akan mengalami penurunan akibat pensiun.

Pamong belajar merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwewenang untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, pengkajian program, dan pengembangan model pendidikan nonformal.

Ketua tim peneliti kinerja pamong belajar Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Universitas Negeri Malang (UM), Achmad Rasyad mengatakan, diperkirakan stok pamong belajar akan pensiun sekitar 70 persen dari enam ribu pamong belajar se-Indonesia.

“Pamong belajar disebut sebagai pendidik pendidikan nonformal. Ini merupakan problem terbesar kita,” ungkapnya saat ditemui di UM, Kamis (7/11).

Sementara itu, Kasubdit Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karir GTK PAUD dan DIKMAS Kemendikbud, Nasrudin mengaku pihaknya telah menyiapkan guru pamong sebanyak dua ribu.

“Kami berikan sekitar dua ribu untuk slot pendidikan nonformal,” ungkapnya.

Sedangkan, rekrutmen untuk PNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) untuk pamong belajar direncanakan akan dibuka tahun ini. Bahkan pihaknya juga sudah menyiapkan soal-soalnya untuk rekrutmen pamong belajar, baik yang CPNS maupun yang P3K.

“Hanya saja per daerah harus mengajukan formasi jabatan kebutuhan,” imbuhnya.

Hingga kini, dikatakan Nasrudin, tidak ada daerah yang belum mengajukan formasi ke Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan).

“Kami sudah berjuang dan ada kuota sekitar dua ribu untuk pamong belajar tahun ini yang nanti akan dilaksanakan di awal tahun 2020 tapi untuk formasi 2019,” tandasnya.(Hmz/Aka)