50 Persen Guru di Inggris Berencana Berhenti

Beban kerja guru yang besar menyebabkan guru menjadi cepat stress(http://www.flanderstoday.eu/)

MALANGVOICE – Lebih dari separuh guru di Inggris ingin berhenti bekerja dalam dua tahun ke depan. Dua alasan menurut hasil survey adalah 61% dari mereka ingin berhenti karena beban kerja yang terlalu berat. 57% lainnya ingin pekerjaan yang pekerjaan/hidup yang lebih baik.

Survey ini diselenggarakan karena sebelumnya departemen pengajaran di Inggris memperingatkan bahwa Inggris sedang mengalami krisis calon guru.

Survey yang dilakukan dengan sampel representatif dari para guru, menyatakan bahwa ada yang tidak senang dengan rencana dan kebijakan pemerintah.

76% mengatakan bahwa memaksakan sekolah yang kurang dari segi fasilitas untuk menjadi sekolah akademi. Menurut mereka hal ini dapat merusak pendidikan.

62% mengatakan bajwa pengadaan 500 sekolah gratis akan merusak pendidikan.

54% mengatakan tidak percaya diri akan adanya sistem tes baru untuk anak usia 4 tahun akan memberikan informasi yang valid terhadap kemampuan anak.

Guru merasa bahwa usaha pemerintah untuk mengatasi beban kerja guru tidak benar-benar maksimal. Padahal hampir 1 juta siswa baru masuk ke sekolah setiap 10 tahunnya. Guru juga merasa gaji yang mereka terima tidak sepadan dengan lamanya waktu kerja dan beban kerja mereka di sekolah.

Jika dibandingkan dengan Indonesia, sebaliknya, jumlah peserta didik dan rombongan belajar terlalu sedikit yang mengakibatkan jumlah tatap muka dan jam pelajaran dalam kurikulum juga sedikit. Bahkan jumlah guru di satu sekolah untuk mata pelajaran tertentu bisa jadi terlalu banyak, sehingga beban kerja guru di Indonesia cukup rendah, bahkan dibawah standar.

Harapannya, upaya pemerintah untuk memberikan kelayakan gaji dan kesejahteraan pada guru bisa segera di realisasikan, sehingga tujuan pendidikan Nasional juga dapat tercapai untuk menciptakan generasi bangsa yang kompeten dan berpendidikan unggul dalam akhlak dan ilmu pengetahuan.-