4 Persen Lebih Warga Universitas Brawijaya Berisiko Terpapar Covid-19

Ilustrasi kampus
Ilustrasi (Istimewa)

MALANGVOICE – Sekitar 4 persen lebih warga atau civitas academica Universitas Brawijaya (UB) Malang berisiko terpapar Covid-19. Mayoritas adalah yang beraktivitas di rumah sakit.

Hal ini diungkapkan Ketua Satgas Covid-19 Universitas Brawijaya dr. Aurick Yudha melalui keterangan tertulis diterima MVoice, Minggu (29/3). Bahwa pihaknya telah melakukan penapisan (pendeteksian) sebagai langkah pencegahan penyebaran virus menindaklanjuti Keputusan Rektor Nomor 773 Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim Satuan Tugas Covid-19.

Penapisan risiko dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring yang dilakukan sejak tanggal 15 Maret sampai dengan 22 Maret 2020. Dari penyebaran kuesioner tersebut total responden yang mengisi sebanyak 4.748 dosen dan tenaga kependidikan, dan 37.264 mahasiswa.

Dari total jumlah yang mengisi kuesioner tersebut secara mandiri (self assessment), yang melaporkan kontak sesuai kriteria kasus sebanyak 0,63 persen untuk dosen dan tenaga kependidikan dan 0,18 persen untuk mahasiswa.

Total responden yang memiliki kemungkinan risiko sebanyak 4,3 persen untuk dosen dan tenaga kependidikan, dan 4,4 persen untuk mahasiswa.

“Angka yang beresiko tersebut didominasi oleh Sivitas Akademika yang sedang bertugas di rumah sakit,” ujarnya.

Ia melanjutkan, untuk 1 (satu) mahasiswa UB yang terkonfirmasi positif Covid-19 sesuai dengan rilis resmi RS Saiful Anwar dan Pemerintah Kota Malang telah dinyatakan sembuh dan sudah dipulangkan.

“Sementara itu, civitas akademika yang melakukan kontak erat dengan mahasiswa tersebut setelah dilakukan penapisan dan observasi selama 14 (empat belas) hari menunjukkan tidak memiliki gejala sakit,” jelasnya.

Dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, Satgas Covid-19 UB telah melakukan koordinasi dengan Satgas Covid- 19 dari Pemerintah Kota Malang, Pemerintah Kabupaten Malang, Pemerintah Kota Batu, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, dan Universitas Islam Malang (UNISMA).(Hmz/Aka)