MALANGVOICE – Suasana bahagia dan ceria terlihat dari wajah eks karyawan dan wartawan Harian Suara Indonesia di acara temu kangen, siang hari ini.
Mereka yang hampir 22 tahun berpisah, kali ini bertemu melepaskan rindunya yang dikemas cukup sederhana di Kolam Pancing Sawojajar, Kota Malang.
Bukti rindunya eks karyawan harian terbesar di Jawa Timur era 1980an itu, undangan dimulai pukul 11.00 WIB namun mereka sudah bedatangan sejak pagi hari.
”Waduh, mbah Sentot ndisiki, Rek, ” kata Risdianto sambil menyambut kedatangan Sentot.
Sentot Setiono paling senior yang hadir di acara itu. Ketika masih bergabung dengan Harian Suara Indonesia, Sentot Setiono wartawan yang ngepos di Hankam, meliputi instansi militer, Polri dan Kejaksaan. Ia tercatat sebagai ‘mbahnya’ wartawan di Malang karena kelebihannya kenal dengan semua pejabat di Kabupaten dan Kodia Malang, saat itu.
Ketika Suara Indonesia merger dengan Jawa Pos, tahun 1987, dan harus boyongan ke Surabaya, Sentot Setiono memilih tetap berburu berita dan tinggal di Malang.
Karena dianggap paling senior, Sentot tak luput menjadi bahan gojlogan. Murtini, eks wartawati yang ngepos di olahraga menyumbangkan suara merdunya, ia menarik tangan Sentot untuk berjoget bersama. Amrullah ikut mendorong Sentot untuk berjoget.
”Aku iki diapakno ae, Rek. Amrullah pancen dublek,” tutur Sentot dengan suara parau. ”Jogeto mbah Tot, ben awet enom,” kata Budi Repro.
Suasana semakin meriah saat Arif Mini, didapuk menyumbangkan lagu. ”Nyanyi opo, Rek. Lah suworoku wis ngewes,” kata Arif, sang fotografer Suara Indonesia yang saat ini menetap di Surabaya. Ia pun menyanyi dengan suara terdengan agak ‘ngeses’.
Sejumlah eks karyawan Suara Indonesia yang hadir terdiri dari karyawan produks, pra cetak, keuangan, sirkulasi, sopir, satpam, dan redaksi. ”Sayang Nuratim gak iso oket yo. Biyen arek iku kembange redaksi,”‘ kata Kurdiyanto, pencetus acara ini. Nuratim merupakan sekretaris redaksi dan sekarang merantau ke Abu Dhabi.
Sejak Suara Indonesia dinyatakan ‘vakum’, 1989, para karyawan memilih keputusan bergabung dengan Jawa Pos Grup dan ada yang berwirausaha.
Yang sampai saat ini tetap berkarya di koran, yakni Sudarno (Direktur Malang Post), Edi Iswanto, Kurdiyanto, Ismadi (Malang Post), Amrulah (usaha biro iklan), Ida Hidayati (Indonesia Times) dan lainnya berwiraswasta. –