16 Desa/Kelurahan Kota Batu Berkompetisi Tampilkan Potensi Wisata di Ajang ADWI 2022

Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq berkeyakinan desa/kelurahan Kota Batu mampu tembus 300 besar pada ajang ADWI 2022 yang digelar Kemenparekraf RI. (Disparta Kota Batu/Malangvoice)

MALANGVOICE – Ajang tingkat nasional anugerah desa wisata indonesia (ADWI) 2022 diikuti sebanyak 3.419 desa wisata di Indonesia. Semula Kemenparekraf selaku penyelenggara membuka kuota untuk 3.000 desa wisata.

Dari jumlah kontestan itu, 16 diantaranya merupakan desa/kelurahan berasal dari Kota Batu. Keenam belas desa/kelurahan itu terdiri dari Desa Pandanrejo, Tulungrejo, Bumiaji, Beji, Giripurno, Gunungsari, Mojorejo, Pendem, Pesanggrahan, Oro-oro Ombo, Punten, Sidomulyo, Sumbergondo, Tlekung, Kelurahan Ngaglik dan Kelurahan Sisir.

Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq mengatakan, jumlah kontestan pada tahun ini mengalami peningkatan dibanding 2021 lalu. Dimana pada tahun kemarin, hanya tujuh desa di Kota Batu yang ikut ajang ADWI. Dua desa di antaranya, masuk 300 besar, yakni Desa Pandanrejo yang terkenal dengan wisata petik stroberi dan Desa Tulungrejo yang menyuguhkan keindahan alam Coban Talun.

“Untuk pendaftaran ADWI sudah ditutup 31 Maret lalu. Lalu dilanjutkan dengan evaluasi potensi yang ada di setiap desa wisata,” kata Arief.

Menurutnya desa-desa wisata di Kota Batu memiliki keunggulan dan keunikan serta menwarkan panorama alam memukau. Modal itu sangat memungkinkan untuk bisa tembus 300 besar ADWI. Bahkan tak menutup kemungkinan bisa masuk nominasi 50 besar.

“Semua desa wisata kami dorong untuk menjadi desa wisata terbaik dalam ajang ADWI 2022. Syukur kalau bisa tembus 50 besar karena akan dikunjungi Menparekraf Sandiago Uno. Maka secara otomatis bisa mempromosikan desa-desa wisata Kota Batu,” ujar Arief.

Terdapat tujuh kategori penilaian dalam ADWI 2022 yang bisa diunggulkan desa-desa wisata. Yakni daya tarik wisata, homestay, konten digital dan kreatif, suvenir, toilet, CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability), dan kelembagaan desa.

“Untuk tahun ini kategori penilaian mengalami penambahan. Yakni kelembagaan desa wisata masuk jadi penilaian. Karena itu, hal ini tergolong baru,” tutur Arief.

Ketua Forum Desa Wisata (Fordewi) Kota Batu, Mochamad Dadi mengatakan, ajang ini ditujukan untuk menunjukkan kolaborasi antara masyarakat dalam upaya mengembangkan potensi desa di wilayah masing-masing. Sehingga diharapkan mampu memberikan nilai tambah, menciptakan peluang usaha, serta lapangan kerja.

Untuk menjadi desa wisata terbaik, tidak hanya unggul dari segi destinasi wisatanya saja. Namun juga harus memperbaiki kualitas, terutama dari segi pengelolaan dan kelembagaannya.

“Untuk kelembagaan desa wisata harus benar-benar diperhatikan. Karena menjadi poin penilaian baru dalam ADWI 2022,” tutur dia.(der)