1001 Manusia Sampah, Aksi Evokasi Atas Ancaman Limbah Plastik

Petugas kebersihan DLH Kota Batu menyapu sampah-sampah plastik yang berserakan di sekitar Alun-alun Kota Batu. (MG1/Malangvoice)

MALANGVOICE – Munculnya istilah ‘1001 Manusia Sampah’ tak lepas dari gagasan yang diusung Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu menyikapi permasalahan sampah plastik.

Mengingat sampah anorganik semacam plastik, begitu sulit diurai sehingga dalam jangka panjang berdampak mencemari lingkungan.

Dipilihnya istilah itu agar menarik perhatian masyarakat serta menggugah kesadaran. Khususnya dampak buruk yang ditimbulkan dari sampah plastik. Upaya penyadaran dilakukan melalui medan seni rupa. DLH Batu menggandeng perupa asal Desa Sidomulyo, Abdul Rokhim.

Rokhim menuturkan, nantinya ribuan sampah plastik akan direspon menjadi sebuah karya seni intalasi. Sampah-sampah plastik dibentuk menjadi patung hingga berjumlah 1001 patung. Untuk mencapai jumlah itu, seluruh lapisan masyarakat dilibatkan.

“Biar menciptakan momentum kolosal, maka mengajak semua lini membuat 1001 patung berbahan plastik. Ini bentuk kepedulian terhadap persoalan yang ditimbulkan sampah plastik,” kata Rokhim.

Ketika ditransformasikan dalam sebuah bentuk patung, material plastik tak lagi dianggap sebagai sampah. Ada pergeseran menjadi sebuah karya seni. Sehingga nantinya pula, hasil kreasi itu akan didisplay mulai dari Rumah Dinas Wali Kota Batu hingga Balai Kota Among Tani pada 30 Juni hingga 2 Juli.

“Lalu pada 3 Juli semua karya dibawa ke TPA Tlekung dan direkonstruksi hingga menyerupai monumen. Bisa diibaratkan, sampah plastik jika dibiarkan, lama kelamaan menjadi ancaman yang menimbun manusia,” papar dia.

Sementara itu, Kabid Pengolahan Persampahan dan Limbah B3 DLH Kota Batu, Verdian Budi menuturkan, gagasan itu tindak lanjut dari peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022. Selain itu, juga berkeinginan memecahkan rekor Muri melalui pemajangan 1001 patung berbahan sampah plastik.

“Kami ambil bahan baku plastik di kegiatan ini karena sampah plastik jadi kendala utama bagi masyarakat. Terlebih di TPA Tlekung sampah anorganik menjadi penyumbang tertinggi saat weekend, kemudian saat weekday didominasi sampah organik,” tutur Verdian.

Berdasarkan data, saat pandemi lalu sampah yang masuk ke TPA Tlekung dalam sehari mencapai 89 ton. Kemudian setelah kondisi dilonggarkan angkanya tembus 120-130 ton saat weekend dan 110-115 ton saat weekday. Bahkan saat kondisi Kota Batu sedang dibanjiri wisatawan angkanya mencapai 158 ton perhari.

“Melalui kegiatan 1001 manusia sampah ini, diharapkan mampu menyadarkan masyarakat tentang penggunaan sampah plastik. Sehingga penggunaan sampah plastik di Kota Batu bisa semakin ditekan,” tutur dia.(der)