Tak Ada Liburan, Produksi Keripik Tempe Menyusut 30 Persen

MALANGVOICE – Penjualan produk oleh-oleh mulai mengalami penurunan seiring dengan berakhirnya liburan akhir tahun. Rata-rata produksi keripik tempe menurun sebesar 30 hingga 40 persen dibandingkan pada periode peak season.

Pemilik Pusat Oleh-oleh Swari, Halimah menjelaskan. Jika pada Desember lalu produksi keripik tempe dan buah mencapai 10 ribu bungkus dan produksi dilakukan tiap hari, maka untuk saat ini proses pembuatannya hanya dilakukan tiga hingga empat kali dalam seminggu.

“Ada penurunan sekitar 30 persen dibandingkan produksi saat peak season,” jelas dia.

Ibu enam anak ini menuturkan, produksi keripik tempe rata-rata per hari mencapai kurang lebih 200 bungkus yang dibagi ke dalam banyak varian rasa mulai dari original, balado, jagung manis dan masih banyak lagi.

“Ada 18 rasa yang kita tawarkan. Hampir semua disuka, mulai original, jaging manis, barbeque, hingga balado,” rinci dia.

Dikonfirmasi ditempat terpisah, pemilik Keripik Tempe Bu Noer, Lukman Zaini menjelaskan, saat ini produksi keripik tempe kembali normal di angka 1 kuintal per hari atau turun dari peak season liburan akhir tahun yang sebanyak 1,3 kuintal per hari.

“Penjualan juga turun. Kalau saat liburan lalu mencapai 10 ribu hingga 15 ribu bungkus per hari, sekarang hanya dikisaran 5000 sampai 7500 bungkus per hari,” urai Lukman.