MALANGVOICE – Perguruan Tinggi di Indonesia disinyalir menjadi sasaran empuk penganut paham radikali untuk mengembangkan pemikirannya. Hal itu diungkapkan Anggota Komisi III DPR RI, Ahmad Basarah dalam dialog pencegahan radikalisme di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya (UB), Kamis (27/8) siang.
Menurutnya, kerjasama antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan Perguruan Tinggi perlu ditingkatkan, untuk mengantisipasi berkembangnya radikalisme.
“Harus ada gerakan nasional yang terstruktur, sistematis dan masif. Selain penanggulangan, aksi pencegahan juga penting,” tambahnya.
Politisi PDIP itu menilai, Perguruan Tinggi merupakan tempat berbagai pemikiran bersemai di benak mahasiswa. Ditegaskan, peran Perguruan Tinggi menyaring pemikiran itu sangat diperlukan. Sebab, di usia muda, mahasiswa sedang getol-getolnya mencari jati diri.
“Perguruan Tinggi ini tempat anak muda bersemai, itu jadi sasaran rekruitmen aksi terorisme,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol Drs Hamidin menyatakan, doktrin-doktrin terorisme selama ini masih didominasi dengan kedok jihad. Padahal, lanjutnya, jihad tidak mesti menggunakan kekerasan.
Terkait pendapat Basarah, Hamidin sepakat jika mahasiswa menjadi sasaran empuk berkembangnya radikalisme. “Usia 21-30 tahun ini memang rentan menerima pengaruh dari luar,” paparnya.-