Wisata di Batu Masih Rugikan Rakyat Kecil

Yumei Astutik (fathul)

MALANGVOICE – Meningkatnya wisata di Kota Batu banyak membawa perubahan yang tidak selamanya positif. Bahkan beberapa anak perempuan menjadi korban seksual gara-gara itu.

Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Batu, Yumei Astutik, menjelaskan, semua hal saling berketergantungan dalam hal memberikan dampak sosial, begitu pula aspek wisata di Kota Batu.

“Dampak sosial dari perubahan pasti terjadi, termasuk kasus seksual, kekerasan dalam rumah tangga, dan lain-lain. Karena itu kami harus segera bekerja sama dengan semua pihak,” kata Yumei.

Sementara aktivis perempuan Kota Batu, Salmah Safitri, menegaskan, pariwisata yang dibangun di Kota Batu hanya menguntungkan pemodal besar. Semuanya ditekankan pada keuntungan bisnis semata.

“Kita bisa lihat sendiri, mana wisata yang ramai di sini. Orang miskin tidak mendapat dampak apa-apa, kecuali itu tadi, anak sudah terpapar seks bebas demi uang atau hal lain,” ungkap Salmah.

Seharusnya, lanjut Direktur Eksekutif Omah Munir ini, pemerintah bisa melihat akibat yang dibawa dari wisata yang disebutnya sebagai disneylandisasi itu.

“Bangunlah wisata yang berbasis desa, sehingga masyarakat ikut untung, bisa melakukan kegiatan positif, misalnya wisata berbasis budaya, pertanian atau pendidikan, yang melibatkan masyarakat desa secara langsung,” papar Salmah.