Warung Kopi dengan Nuansa Bioskop Jadoel

Gambaran Warung Kopi Klodjen Djaja 1956, Kota Malang, (MG2).

MALANGVOICE – Kalau anda sedang jalan-jalan di daerah Klojen tepatnya Jalan Cokroaminoto No 2 dan melihat poster bioskop terpampang, jangan buru-buru memastikan itu tempat menonton film.

Itulah trik Ahmad Iswahyudi agar orang yang lewat atau melihat poster bioskop menjadi tertarik dan kemudian mampir.

Tentu saja bukan untuk menonton film, namun untuk ngopi. Ya, tempat yang dikenal sebagai Warung Kopi itu bernama Klodjen Djaja 1956 memang tempat kongkow sambil ngopi.

Ide Iswahyudi memang unik. Poster film yang terpampang di atas warung tersebut bergambar film-film zaman dulu seperti Warkop DKI, Si Buta Lawan Jaka Sembung, dan Saur Sepuh. Bahkan tak jarang masyarakat yang tertarik dengan poster namun tidak ingin ngopi, memilih berswafoto di depan warung kopi.

Pria yang akrab disapa Didik ini mengaku alasan dirinya menemukan ide pemasangan banner ini setelah dirinya kekurangan dana untuk konsep warungnya.

“Kan ini bangunan lama sejak tahun 1950 sudah ada. Nah saya paskan agar bernuansa retro. Tapi saya kekurangan dana dan waktu untuk buka itu tinggal sebentar. Akhirnya saya putuskan untuk pasang baliho film jadul itu. Butuh cuma Rp 200 ribu saja dan gak perlu pernak-pernik barang antik mahal lainnya” kata Didik,” ungkapnya.

Selain itu, untuk kopi yang disajikan di Warung Klodjen Djaja 1956 ini dari segi harga terbilang cukup mengiurkan.

Dengan membawa uang Rp2 ribu sudah bisa menikmati secangkir kopi yang didukung hiruk-pikuk pasar di pagi hari pastinya membuat nuansa Jadoel lebih terasa.

Didik menjelaskan alasannya membandrol kopi yang dibuat melalui proses manual mulai dari biji kopi hingga diproses menjadi bubuk kopi adalah untuk sosialisasi.

“Sekarang gini bro kalau orang pasar sini itu ngopi pasti kopi instant harganya saja itu Rp 3000 sampai Rp 5000 bro. Sudah gak sehat, mahal. Nah saya ingin mengenalkan mereka yang sehat sekaligus murah itu saja. Saya hargai Rp 2000 per gelas soalnya biasanya bapak-bapak di sakunya pasti ada yang nylempit uang segitu,” paparnya.

Dirinya berharap dengan sosialisasi yang dilakukan ini, masyarakat menengah kebawah tidak hanya mengkonsumsi kopi secara instan.

Untuk bisa menikmati harga kopi di Warung Klodjen Djaja 1956 ini menyesuaikan jam buka yang telah dibagi Didik menjadi dua.

Bagi pengunjung yang datang pada pukul 06.00 hingga 09.00 secangkir kopi dibandrol Rp2 ribu, sedangkan pada sore hingga malam hari harga kopi berbeda.

“Jadi waktu buka pagi saja (harga Rp2 ribu). Kalau pas buka sore hari jam 16.00 sampai jam 00.00 kami hargai Rp 3 ribu untuk kopi itu sampai Rp 10 ribu untuk es kopi susu,” tandasnya.

Anda tertarik? Ladubken saja bro.(end)