Wali Kota Malang Beri Tanggapan Soal Pesawat Berisi Pesan di Rumah Dinas

Wali Kota Malang, Sutiaji saat diwawancarai awak media, (MG2).

MALANGVOICE – Wali Kota Malang, Sutiaji, beri tanggapan soal aksi pelemparan pesawat kertas di rumah dinasnya.

Aksi pelemparan pesawat kertas itu dilakukan pada Senin (5/4) sekitar pukul 17.00 WIB. Dalam kertas itu tersurat pesan terkait permasalahan dualisme Arema yang berjalan cukup lama.

Menanggapi itu, Sutiaji tidak mempermasalahkan aksi pelemparan pesawat kertas itu, ia menganggap itu merupakan penyampaian aspirasi menggunakan bahasa-bahasa Arema.

“Jadi saya sampaikan bagi kami tidak masalah, Dia hanya mengirimkan pesan. Itu kan bahasa- bahasa Arema, ya,” ujarnya saat diwawancarai awak media, Selasa (6/4).

Sedangkan untuk pesan yang ada di kertas, berhubungan dengan permasalahan dualisme klub sepakbola Arema. Sutiaji mengatakan jika tujuannya untuk mengingatkan kembali.

Sebab belum lama ini sempat dilakukan pertemuan antara Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dengan beberapa kelompok yang mengatasnamakan Aremania.

“Karena bahasa Arema yang kemarin sudah ditemui dan maunya kan instan, mas, maunya lima hari lagi selesai masalah,” tuturnya.

Sementara itu, dirinya menambahkan sebelumnya sudah beberapa kali melakukan upaya untuk membantu. Salah satunya meminta perwakilan dari Pemkot Malang mendatangi Kemenkumham, didapatkan hasil sudah ada pembekuan yayasan Arema.

“Saya sudah minta Pak Wasto selaku Sekda dulu dengan Bakesbang datang ke Kumham. Saya sampaikan bahwa sekarang dibekukan lalu mungkin satu bulan lalu kami juga sampai vidcon dengan Plt Sekjen PSSI,” terangnya.

Dari situ, Sutiaji menyampaikan jika memang konteks dua Arema yang juga diakui oleh pihak PSSI. Apalagi tugas Pemkot Malang terbatas, hanya sebatas memberikan informasi dan penjelasan kepada masyarakat.

“Itu kan bukan di ranah kami. Kalau sudah di internal manajemen dan yayasan itu bukan domain kami dan itu urusan lain,” Kata dia.

Lebih jauh, Sutiaji juga menjabarkan sempat menghubungi pihak yayasan atas nama Muhammad Nur. Namun tidak mendapatkan respon.

“Sementara saya mengubungi Pak Muhammad Nur dan ini tidak bisa dihubungi lagi. Artinya pada waktu di sana telponnya tidak diangkat, terus melalui orang dekatnya katanya keluarganya sudah tidak bisa,” terangnya.

“Kuncinya sebenarnya di Nur karena kan ada pembekuan. Pak Nur sampai sekarang belom bisa. Ini kan sama yayasan mas kaitannya. Kalo management itu kan lain lagi mas,” tandasnya.(der)