Unggulkan Kopi Robusta, Bumdes Raharja Wakili Jatim di Ajang Kampung Kreasi 2019

Bumdes Raharja Dampit mewakili Provinsi Jatim dalam ajang Kampung Kreasi 2019 di Royal Plaza Surabaya. (istimewa)

MALANGVOICE – Bumdes Raharja Sukodono Dampit didapuk Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) di ajang Kampung Kreasi 2019, 26-28 April, di Royal Plaza Surabaya. Mengusung produk andalannya Kopi Robusta, Bumdes Raharja menjadi satu-satunya wakil untuk Provinsi Jawa Timur di ajang pameran produk unggulan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat itu.

Selain Malang, ada pula pameran pengolahan telur asin dari Desa Gegerbitung Sukabumi Jawa Barat, lalu ada budidaya dan pengolahan jamur tiram dari Desa Sukaraja Sukabumi Jawa Barat. Ada olahan pangan berbahan baku lokal dari Desa Giripanggung Gunung Kidul Yogyakarta, pengembangan bisnis padi Desa Jatirejo Kulonprogo Yogyakarta, dan beras natural sehat dari Desa Kukuh Tabanan Bali.

Koordinator Pendamping Desa (PD) Kecamatan Dampit Moch. Sutanto mengatakan, dipilihnya Bumdes Raharja merupakan bagian dari dari tindak lanjut Program Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID PEL) Kemendesa PDTT.

Hal ini juga merupakan perwujudan dari ruang lingkup Program Inovasi Desa yang dituliskan pada dokumen Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 48 tahun 2018 tentang Pedoman Umum Program Inovasi Desa. Program PIID-PEL dimaksudkan untuk memberikan dana stimulan dan technical assistant kepada Desa terpilih agar dapat mengembangkan produktivitas perekonomiannya.

“mendorong pengembangan mata rantai kopi robusta untuk dapat menjalin kemitraan dengan sektor swasta dalam pemasaran dengan pendekatan nilai rantai kopi yang berkelanjutan,” katanya.

Bumdesa Raharja Sukodono, lanjut dia, melakukan kerjasama dengan Koperasi Sridonoretno Makmur Bersama dalam hal budidaya kopi, pengolahan paska panen dan pemasaran bersama.

Kerjasama ini merupakan bentuk kemitraan strategis di tingkat akar rumput untuk perbaikan posisi tawar
yang lebih baik terhadap aktor-aktor kunci dalam penentuan harga dan peningkatan mutu kopi.

Kopi dari Sukodono lebih dikenal
nama Kopi Java Robusta Dampit. Karena berada di kawasan lereng gunung api Semeru dan terletak di sisi laut pantai selatan.

“Kopi Sukodono memiliki keunggulan tersendiri dengan proses petik merah (pemetikan selektif). Dengan proses basah (Full Washed) dan proses kering (Natural) membuat kopi
SDR beraroma lebih kuat, biji sudah
digrade, dan bercita rasa cokelat karamel,” urainya.

Ia menambahkan, saat ini ada kurang lebih 121 kepala keluarga (KK) yang tersebar di lima kelompok tani bergabung dengan Bumdes Raharja Desa Sukodono. Mereka juga telah mendapatkan pelatihan SLPHT (Sekolah Lapang Pengendalihan Hama Terpadu) dimulai pada tahun 2000-2003.

“Pada saat ini yang mengikuti paska panen Petik merah kurang lebih 30% dari jumlah anggota yang bergabung di kelompok tani,” pungkasnya.

Dalam sambutannya, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Jatim Arumi Bachsin mengatakan, pemerintah bakal terus mendorong terbentuknya One Village One Product atau satu desa satu produk yang produktif yang memilki nilai jual tinggi di seluruh desa di Jawa Timur.
Ia berharap, dengan terbentuknya one village one product tersebut, maka pemberdayaan masyarakat dan membuat sektor ekonomi kecil atau UMKM di desa dapat tergerak.

“Sehingga, dapat meningkatkan nilai ekonomi bagi desa maupun masyarakatnya,” tutup istri Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak ini.

Perlu diketahui, Program Pilot Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan ekonomi, kegiatan produksi dan jaringan pasar dari kegiatan ekonomi masyarakat di perdesaan melalui “Kemitraan”. Melalui program ini akan difasilitasi dan didorong agar terjadi pengembangan produk unggulan desa melalui kemitraan di antara kelompok-kelompok usaha ekonomi masyarakat desa, termasuk Koperasi, lembaga ekonomi desa (BUMDesa), pelaku bisnis profesional dan pemerintah. Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi guna mengurangi kemiskinan di Perdesaan. (Hmz/Ulm)