UB Akui Pernah Larang Kegiatan LGBT di Kampus

MALANGVOICE – Adanya grup Persatuan Gay Universitas Brawijaya (UB) di media sosial Facebook banyak berdampak negatif bagi kampus. Selain mencemarkan nama baik, grup itu juga membuat orangtua mahasiswa resah.

Keresahan orangtua itu kerap kali dilontarkan kepada UB akibat adanya grup gay. Mereka khawatir anaknya masuk dalam komunitas itu “Setiap hari banyak telepon ke kampus atau rektor terkait masalah ini. Mereka khawatir anaknya ikut-ikutan. Apalagi yang rumahnya jauh,” ujar Ketua Tim Advokasi UB, Prija Djatmika, Selasa (25/7).

Ketua Tim Advokasi UB, Prija Djatmika. (deny rahmawan)

Di kawasan UB sendiri, kata Priyo, sapaan akrabnya memang sudah ada gelagat LGBT. Namun pihak kampus tidak bisa menindak karena masalah pribadi. Berbeda dengan kasus ini yang membawa nama UB sehingga muncul anggapan bahwa UB melegalkan komunitas itu.

“Kalau mahasiswi lesbian juga ada. Orangtuanya lapor ke kampus tapi kamo tidak bisa menindak karena masalah pribadi. Kami cuma bisa mengarahkan saja supaya hal itu tidak terjadi,” lanjutnya.

Jauh sebelum kasus ini meledak, Wakil Dekan 1 Fakultas Hukum UB ini mengaku pada tiga bulan lalu ada kegiatan pertemuan atau sarasehan LGBT di FISIP. Namun, pihak kampus melarang kegiatan itu karena tidak berizin dan ilegal. Hingga akhirnya komunitas itu berpindah lokasi di sebuah hotel.

“Kami juga selidiki apakah ada sangkut pautnya dengan sarasehan waktu itu hingga terbentuknya grup ini,” jelasnya.

Grup yang saat ini dihuni 176 anggota ini sudah dilaporkan polisi. Pihak UB meminta admin grup gay ditangkap dan diproses hukum karena mencemarkan nama baik dan membuat fitnah.

“Kalau terbukti adminnya mahasiswa UB ya kami keluarkan serta diproses hukum. Kalau dia adalah alumni ya dicabut kartu keanggotaannya,” tegas Priyo.


Reporter: Deny Rahmawan
Editor: Deny Rahmawan
Publisher: Yuliani Eka Indriastuti
spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait