MALANGVOICE – Kesuksesan hanya bisa diraih mereka yang bekerja keras, berjuang, ulet dan bertawakal. Itulah prinsip Mokhammad Taufik. Pria yang kesehariannya berprofesi sebagai wartawan media Bhirawa sejak 1996 ini, sukses berbisnis hewan ternak kambing dan sapi. Tak tanggung-tanggung 100-200 ekor kambing laku terjual setiap tahunnya.
Taufik (47) merupakan putra kedua dari enam bersaudara pasangan Trimo dan Sutinah. Kedua orangtua yang berprofesi sebagai buruh tani, tidak menghentikan semangat Taufik untuk mengampu pendidikan hingga bangku perkuliahan.
Tahun 1995, pria asli Bojonegoro ini mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Wisnuwardhana, Malang.
“Saat itu saya merantau ke Malang. Di Malang saya tidak kenal siapa-siapa. Tapi saya bertekad kuliah dengan biaya sendiri,” katanya.
Barulah oleh temannya, Taufik dikenalkan dengan Zainur Rahmat. Bagi Taufik, Zainur adalah sosok bapak pertamanya di Malang. Taufik kemudian membantu Zainur mengawasi kuli bangunan selama tiga bulan. Berpenghasilan hanya Rp 200 ribu, Taufik menggunakannya sebagai modal membeli gerobak sayur.
Dengan biaya sendiri hasil berjualan sayur, Taufik berhasil menyelesaikan kuliah tahun 2000. Saat itu, Taufik sudah berprofesi sebagai wartawan.
Barulah pada tahun 2006, Taufik seperti menemukan minat di bidang lain yaitu berdagang kambing. Taufik tertarik dengan bisnis ini dan belajar cara dagang dan seluk beluk kambing bersama Agus, kenalannya.
“Pak Agus ini berbisnis kambing. Lalu saya diajak. Ya saya ikut sekalian belajar dan ikut bermain di situ cara bisnisnya. Apalagi saya juga ada latar belakang berdagang dari remaja,” tukas pria yang juga bisnis sampingan soto dan mie ceker di Velodrome Sawojajar ini.
Satu per satu, Taufik membeli kambing dengan modal hasil tabungannya. Pertama ia membeli kambing dan menitipkannya ke seorang warga di Gunung Kawi.
“Ada orang yang memang saya prasahi merawat kambing-kambing itu. Jadi sistemnya bagi hasil,” katanya.
Karena terlalu jauh, akhirnya Taufik memindahkan kandang ke Kecamatan Jabung Kabupaten Malang. Saat ini, ada 10 lebih kandang tersebar di desa dan dusun yang berbeda-berbeda. Ada 10-20 ekor kambing tiap kandang dengan tiga atau lebih pengurus kandang.
“Kalau ada waktu luang, saya menghabiskannya untuk melihat kambing-kambing ini. Keliling desa ke desa melihat kandang,” katanya.
Kambing yang biasa dia jual adalah segala macam jenis kambing, terutama kambing peranakan etawa (PE) karena prospeknya paling menguntungkan.
Taufik biasa melayani permintaan untuk aqiqah dan qurban. 1 ekor kambing bisa ia jual Rp 1 juta- Rp 3 juta tergantung usia kambing. Selain kambing, Taufik juga menyediakan sapi, namun tidak dalam jumlah banyak. Biasanya, mendekati Idul Qurban, Taufik akan menjual kambing-kambing terbaiknya di Velodrom, Sawojajar.
Taufik berpesan jangan mengharapkan apa yang akan diberikan orang lain kepada kita, namun berbuatlah baik dan memberilah kepada orang lain. Yang terpenting hidup sederhana dan selalu bersyukur, karena masih ada orang yang nasibnya tidak seberuntung sesamanya.