Sutiaji: Jaga Keamanan dan Suasana Kondusif Natal dan Tahun Baru 2023 Tugas Kita Semua

Wali Kota Malang, Sutiaji dan Kombespol Budi Hermanto mengecek kesiapan anggota pengamanan Operasi Lilin Semeru 2022. (Istimewa)

MALANGVOICE – Sebanyak 718 personel gabungan disiapkan untuk pengamanan Operasi Lilin Semeru 2022 di wilayah Kota Malang.

Wali Kota Malang, Sutiaji, menyampaikan perayaan Natal dan Tahun Baru 2023 menjadi atensi agar bisa berjalan lancar tanpa ada gangguan. Ia meminta seluruh petugas dan masyarakat saling menjaga keamanan masing-masing.

“Ada kewaspadaan baru karena sekarang seluruhnya level 1 PPKM. Malang ini lumayan banyak mahasiswa dan wisata, jadi dalam hal pengamanan apalagi terkait Natal dan Tahun Baru 2023 harus dikuatkan,” katanya usai memimpin apel gelar pasukan Operasi Lilin Semeru di halaman Balai Kota Malang, Kamis (22/12).

Sutiaji juga menegaskan pentingnya tetap menjaga kerukunan bergama di Kota Malang. Ia tak ingin ada kecemasan saat ibadah Natal dilakukan.

“Kami sampaikan kepada pemuka agama Katolik dan Kristen bahwa tidak perlu ada kecemasan, tapi tetap tingkatkan kewaspadaan. Kami siap menjamin keamanan agar Malang tetap kondusif,” tegas Sutiaji.

“Menjaga keamanan itu tugas kita semua, yang penting ada jaminan bagi pemeluk agama kristen Katolik yang merayakan Natal tidak ada ketakutan, karena beliau warga negara kita semua,” imbuhnya.

Sementara itu Kapolresta Malang Kota, Kombespol Budi Hermanto, mengatakan, ada 376 anggota Polri dan anggota gabungan lain yang disiapkan mulai besok pada saat Operasi Lilin Semeru 2022.

Ia mengatakan, pengamanan pada Natal dan Tahun Baru 2023 memasuki era baru karena ada pembebasan aktivitas dengan menurunnya kasus Covid-19.

“Kami prioritaskan pengamanan di tempat kegiatan orang dan barang. Dengan tren Covid-19 menurun sehingga diberikan keluasaan laksanakan ibadah Natal, termasuk tempat publik untuk perayaan pergantian tahun,” kata Buher, sapaan akrabnya.

Terkait antisipasi kemacetan, Buher akan menggelar rapat koordinasi dengan stakeholder setempat untuk memantau dan memungkinkan apabila dilakukan rekayasa lalu lintas.

“Seperti di pintu tol Madyopuro, bagaimana rekayasa lalu lintas, jalur alternatif harus dikoordinasikan dengan bersama-sama,” tutupnya.(der)