Skema Pasar Ganjil Genap, Gubernur Khofifah: Jaga Ekonomi Malang Raya

Gubernur Khofifah Indar Parawansa meninjau Pasar Klojen, Kamis (14/5). (Istimewa)
Gubernur Khofifah Indar Parawansa meninjau Pasar Klojen, Kamis (14/5). (Istimewa)

MALANGVOICE – Skema ganjil genap pada pasar rakyat jadi prioritas selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Malang Raya. Tujuannya agar perputaran ekonomi tetap terjaga.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, selain untuk tetap menjaga perputaran ekonomi di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, skema tersebut juga diharapkan mampu mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19.

“Jangan sampai pasarnya tutup, proses jual beli, perdagangan tetap jalan, tetapi menjaga kesehatan juga harus dilakukan,” kata Khofifah saat meninjau Pasar Klojen, Kamis (14/5).

Khofifah menambahkan, ada empat pasar di Kota Malang yang sudah menerapkan skema ganjil genap tersebut. Ia berharap, sebelum pelaksanaan PSBB Malang Raya, sebanyak 26 pasar lainnya di Kota Malang menerapkan skema yang sama.

Pelaksanaan skema ganjil genap, lanjut dia, dilakukan dengan sistem penomoran pada setiap lapak penjual sebagai acuan jadwal berjualan. Pada hari pertama sosialisasi PSBB, jadwal penjual atau pedagang bernomor ganjil yang mendapat giliran berjualan.

“Masing-masing penjual sudah tahu, bahwa hari ini yang ganjil yang berjualan. Besok yang genap yang berjualan,” sambung dia.

Penerapan skema ganjil genap tersebut, penerapan physical distancing atau pembatasan fisik bisa terjaga.
Penting juga menerapkan protokol kesehatan lain seperti disediakan cairan pembersih tangan, dan juga pengukuran suhu tubuh di pintu masuk pasar. Hal itu dilakukan untuk menjaga kesehatan para pedagang dan pembeli.

“Jadi Physical Distancing berseiring dengan proses perekonomian supaya roda ekonomi tetap bergulir,” jelas mantan Menteri Sosial itu.(Der/Aka)