Siklon Dahlia Usai, BMKG Tetap Minta Waspada

Ilustrasi

MALANGVOICE– Siklon tropis Dahlia memang terpantau menghilang, Senin (4/12). Meskipun begitu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tak mencabut status waspada cuaca ekstrem tersebut.

Berdasarkan pantauan dari sistem peringatan dini siklon tropis yang diperoleh dari data satelit dan diperkuat dari radar, Minggu (3/12) pukul 19.00 WIB, siklon tropis Dahlia melemah dan menjadi depresi tropis (eks-dahlia).

Sementara itu, bibit siklon tropis di Barat Laut Aceh (93 W) diprakirakan 48 jam ke depan akan mengalami penguatan menjadi siklon tropis ke arah barat laut menjauhi Indonesia, mencapai 95 knot.

“Meskipun bibit siklon tropis ini tidak berada di dalam area tanggung jawab pusat peringatan dini siklon tropis Jakarta. Namun dampaknya masih signifikan terhadap wilayah Indonesia, seperti hujan terutama sebagian wilayah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

Kondisi ini pun berdampak pada peningkatan gelombang hingga 4 meter, angin kencang, hujan lebat dan potensi kilat/petir,” kata Kepala BMKG, Prof. Dr Dwikorita Karnawati dikutip MVoice dalam keterangan persnya, Senin sore (4/12).

Dalam tiga hari ke depan, lanjut dia, masih terdapat potensi cuaca ekstrem, antara lain, hujan lebat hingga sangat lebat di Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Sumatera Barat, Kep. Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, NTB, NTT, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua.

Sementara angin kencang >20 knot di Sumatera Utara dan Aceh. Untuk seminggu kedepan terjadi potensi hujan lebat secara umum terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Sumatera Barat, Kep. Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, NTB, NTT, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua.

”Maka, masyarakat diimbau perlu mewaspadai kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon, maupun baliho tumbang/ roboh, dan waspada kenaikan tinggi gelombang,” sambung dia.

Dwikorita menambahkan, pada hari ini hingga 12 Desember dari hasil prakiraan BMKG, bahwa DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah bagian Utara mengalami monsoon break (curah hujan rendah) atau dapat dikatakan hujannya istirahat. Meskipun Jawa Tengah ke arah Jawa Timur bagian selatan, hingga Nusa Tenggara mengalami curah hujan sedang-tinggi. Selain itu, Sumatera Bagian Utara termasuk Aceh dan Kalimantan pun mengalami curah hujan sedang-tinggi.

”Pada Desember 2017- Februari 2018 merupakan periode puncak musim hujan 2017/2018 khususnya bagi wilayah Sulawesi Selatan, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, maka perlu diwasapadai wilayah-wilayah yang rentan dan berpotensi akan terjadinya bencana hdirometeorologi, seperti banjir, genangan, dan longsor,” tutupnya.(Der/Aka)