Ini Sikap Empat Paslon Soal Perlindungan Anak dan Perempuan di Batu

Debat Cawali-Cawawali Batu

Keempat Paslon Wali Kota-Wakil Wali Kota Batu usai debat publik sesi 2. Keempatnya sepakat menolak kekerasan terhadap anak dan perempuan.(Miski)
Keempat Paslon Wali Kota-Wakil Wali Kota Batu usai debat publik sesi 2. Keempatnya sepakat menolak kekerasan terhadap anak dan perempuan.(Miski)

MALANGVOICE – Keempat Pasangan Calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Batu diminta menyampaikan sikapnya perihal perlindungan anak dan perempuan.

Pertanyaan yang disampaikan moderator, Emil Faiza ini pun diminta dijawab keempat Paslon secara bergantian. Ini merupakan sesi terakhir dalam debat publik, Sabtu (14/1), malam, di Hotel Singhasari Resort.

Paslon Dewanti Rumpoko-Punjul Santoso mengawali jawaban. Ke depan sudah tidak ada lagi yang namanya kekerasan terhadap kaum perempuan dan anak.

Hal itu bisa terwujud dengan hadirnya pendidikan non formal di desa dan menghidupkan forum-forum anak.

“Tujuannya tidak lain supaya bisa hidup nyaman, sehat dan bahagia. Masing-masing harus mengerti tugas dan kewajibannya,” kata Dewanti, menjawab pertanyaan moderator.

Paslon H Hairuddin-Hendra Angga Sonatha, menilai penguatan keimanan dan taqwa menjadi bekal keharmonisan di keluarga dan lingkungan.

Keluarga, bagi mereka, ada benteng perilaku amoral yang kini terus menjangkiti masyarakat dan kalangan generasi muda.

“Jika iman dan taqwanya kuat, kami yakin masyarakat Batu akan Bahagia. Seperti slogan kami,” jelas keduanya kompak.

Sedangkan, Paslon Rudi-Sujono, mengakui sebagai kota wisata memang membawa dampak negatif. Untuk itu perlunya penguatan pendidikan. Sekaligus pemerintah hadir langsung di tengah-tengah masyarakat.

“Tentu memerlukan peran serta semua elemen, supaya hal tersebut tidak terjadi di Kota Batu,” ungkap keduanya bersamaan.

Sementara, Paslon Abdul Majid-Kasmuri Idris, menilai kekerasan anak dan perempuan dapat dicegah dengan pendidikan agama sejak dini. Bahkan, sebelum anak lahir pun haruslah dibekali agama.

“Pendidikan agama akan menjadi pegangan dalam menjalani hidup,” papar Majid.