Sidak Harga Bahan Pokok, Pj Wali Kota Malang dan TPID Temukan Perbedaan Harga

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengecek harga bahan pokok. (Maria A Mina/MVoice)

MALANGVOICE – Pj wali Kota Malang, Wahyu Hidayat bersama tim pengendalian infasi daerah (TPID) Kota Malang melakukan pemantauan pasar dan peninjauan harga bahan pokok dengan mengunjungi Pasar Tawangmangu, Pasar Blimbing, Superindo Sulfat, Rabu (3/5).

Demi menjaga keterjangkauan harga barang dan jasa di daerah kota Malang, Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menanyakan langsung harga sembako kepada penjual.

Dalam wawancara, Pj Wali Kota Malang tersebut menyampaikan perbedaan harga yang ia temui di Pasar Tawangmangu dan Blimbing, dari kedua pasar tersebut memiliki selisih harga yang cukup jauh. Harga sembako di Pasar Tawangmangu lebih stabil dibandingkan dengan Pasar Blimbing.

Baca Juga: DLH Kota Malang Sosialisasi PPLH ke Pengusaha dan Industri

Kepala Kpw Bank Indonesia Dikukuhkan, Ini Pesan Pj Wali Kota Malang

“Tadi kita ke pasar Tawangmangu dulu setelah itu ke pasar Blimbing, diantara dua pasar tadi itu memang ada perbedaan harga yang rata-rata berbeda, di Tawangmangu rata-rata harga lebih renda lebih stabil harganya dibandingkan dengan pasar Blimbing karena ada beberapa komoditi itu beda harganya dia lebih tinggi, ketika ditanya menyapa harganya lebih tinggi mereka selalu menyampaikan bukan dari distributor karena barangnya datang dengan harga yang tinggi akhirnya tinggi juga,” katanya.

Sedikit berbeda dengan harga yang dijual di Superindo Sulfat, Wahyu menjelaskan harga sembako yang ia temui di Superindo sangat jauh berbeda. Harganya lebih baik dari yang dijual di pasar karena di Superindo mengikuti standar Harga Eceran Tertinggi (HET) sehingga pembeli lebih memilih belanja di Superindo.

Misalnya harga gula di Superindo Rp16 ribu sedangkan di pasar mencapai Rp17 ribu dan harga beras yang berbeda jauh misalnya di superindo Rp69 ribu saja serta bahan pokok lainnya.

“Di Superindo ini harganya berbeda sekali, rata-rata mereka mengikuti standar HET (harga eceran tertinggi) sehingga pembeli lebih cenderung kesini karena harganya lebih stabil dari pada dipasar harganya berbeda,” lanjutnya.

Wahyu menlanjutkan dengan kondisi bahan pokok yang seperti ini nanti akan diadakan rapat bersama Bendahara Pengeluaran (BPG) untuk mencari tahu skenario untuk mendapatkan subsidi seperti Bulog, namun bukan hanya untuk beras saja tetapi untuk mengatur harga bahan pokok lainnya.

“Nah, nanti kami dengan BPG kita akan merapatkan dan nanti kita akan mencari skenario yang jelas apakah kira-kira nanti dengan subsidinya agar kita lihat dengan inflasinya bukan hanya terkait dengan beras tetapi ada beberapa komoditi lainnya agar bisa menekan harga,” tegasnya.(MG1/Der)