MALANGVOICE– Pemkot Batu melalui Dinkes menyiapkan sejumlah langkah antisipasi penyebaran human metapneumo virus (HMPV). Sekalipun belum ada laporan kasus orang yang terjangkit penyakit pernapasan, masyarakat diimbau tidak panik dan tetap waspada dengan menjaga pola hidup sehat.
Secara umum HMPV merupakan penyakit pernapasan bergela ringan. Namun, pada kelompok berisiko, infeksi ini dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Pencegahan yang baik dan perawatan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko fatalitas.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Batu, Susana Indahwati, menjelaskan, HMPV dapat menular melalui droplet dan kontak. Tidak ada obat antivirus khusus untuk HMPV. Pada kasus yang parah dan memerlukan rawat inap, dokter dapat memberikan perawatan suportif, seperti oksigen tambahan atau bantuan pernapasan.
“Kami penyebaran dan mengurangi dampaknya di masyarakat,” ujar Susan.
Langkah pencegahan yang dilakukan meliputi upaya penguatan terhadap sistem surveilans dengan meningkatkan pengawasan terhadap kasus-kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Hal ini dilakukan di semua fasilitas kesehatan yang ada di Kota Batu, baik puskesmas, klinik, hingga rumah sakit. Dalam upaya ini juga dilakukan pengumpulan data kasus, gejala, usia pasien, dan informasi epidemiologi lainnya.
“Selanjutnya, melakukan pemantauan terhadap tren dan pola. Dalam hal ini dilakukan analisa atas data surveilans untuk mengidentifikasi tren peningkatan kasus, kelompok usia yang paling terdampak, dan pola penyebaran geografis di Kota Batu,” lanjut dia.
Tak hanya survei lapangan, Dinkes Kota Batu juga melaksanakan edukasi masyarakat terkait promosi Kesehatan. Yakni mengkampanyekan pola kebersihan dengan menggalakkan kampanye cuci tangan pakai sabun dan air mengalir secara rutin. Kampanye ini dilakukan melalui berbagai media, seperti media sosial, spanduk, brosur, dan penyuluhan langsung di masyarakat.
“Dalam edukasi, masyarakat juga didik untuk menerapakan etika batuk dan bersin. Yaitu, dengan menutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin, dan membuang tisu bekas pada tempatnya,” jelas Susan
Dan untuk menekan kepananikan warga, Dinkes Kota Batu juga menyediakan informasi yang akurat dan mudah dipahami tentang HMPV. Dan hal ini juga dijelaskan terkait gejala, cara penularan, kelompok risiko, dan langkah- langkah pencegahan HMPV.
Dan untuk mengoptimalkan edukasi dan penyulkuhan ini, dinkes menyasar berbagai kelompok masyarakat. Mereka melakukan penyuluhan langsung di sekolah-sekolah, posyandu, dan komunitas-komunitas masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang HMPV dan pentingnya Langkah pencegahan.
Dan yang tak kalah penting, juga dilakukan penguatan terhadap kapasitas fasilitas kesehatan (faskes) yang ada di Kota Batu. Termasuk, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dengan memberikan update knowledge kepada tenaga kesehatan di faskes tentang penanganan kasus HMPV, terutama pada kelompok berresiko tinggi.
Ditambahkan Kepala Dinkes Kota Batu, Aditya Prasaja bahwa pihaknya juga menjalin koordinasi lintas sektor dalam hal pencegahan HMPV ini. Di antaranya dengan bekerjas ama dengan Dinas Pendidikan untuk menggalakkan penerapan protokol kesehatan di sekolah-sekolah, seperti penggunaan masker dengan benar, penyediaan fasilitas cuci tangan, dan edukasi tentang kebersihan.
“Selain itu kita juga bekerja sama dengan tokoh masyarakat (tomas) dan tokoh agama (toga) untuk menyebarkan informasi dan menggerakkan masyarakat dalam upaya pencegahan HMPV. Termasuk memberi imbauan kepada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker di tempat umum, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan, terutama saat terjadi peningkatan kasus ISPA,” ujar Aditya.(der)