Selama Februari, Kerugian Bencana di Kota Malang Capai Rp 6,7 Miliar

Ilustrasi bencana. (BPBD Kota Malang)

MALANGVOICE – Bencana yang melanda Kota Malang, selama Februari 2019, tercatat 22 kali kejadian. BPDB Kota Malang mengklaim kerugian ditaksir tembus Rp 6,7 miliar.

Sekretaris BPBD Kato Malang, Tri Oky Rudianto mengatakan, terdapat kenaikan jumlah kejadian bencana dibandingkan bulan sebelumnya. Dalam laporan bulanan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang melalui Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) telah mencatat 22 kali kejadian bencana. Meskipun tidak signifikan, data ini semakin menguatkan asumsi bahwa kondisi cuaca berpengaruh banyak terhadap kejadian bencana. (Selengkapnya lihat info grafis)

Infografis (Ulum/MVoice)

“Sebelumnya di Januari terdapat 19 kejadian. Rinciannya terdapat 7 kali tanah longsor, 8 kali angin kencang, sisanya kebakaran dan pohon tumbang. Influensi cuaca penyebabnya,“ kata Oky dalam keterangan tertulis diterima MVoice.

Oky melanjutkan, akibat 22 kejadian bencana ini pula pihaknya mencatat total nilai kerugian mencapai Rp 6,7 miliar. Kerugian terbanyak akibat kebakaran panel listrik RS Saiful Anwar, 27 Februari lalu.

“Iya benar, hasil asesmen menyatakan kerugian kebakaran RSSA tertinggi selama Februari. Itu karena harga generatornya memang mahal,“ urainya.

Tak hanya itu, masih menurut Oky, Pusdalops mencatat empat orang korban luka luka dan satu orang mengungsi akibat bencana. Korban luka akibat bencana hujan disertai angin kencang, beberapa pekan lalu.

“Empat orang terluka itu akibat tertimpa pohon tumbang. Sepasang suami-istri (tertimpa pohon) di Jalan Cipto dan dua lainnya yang di jalan Bandung,“ urai alumni UGM ini.

Kejadian gempa bumi juga sempat menggemparkan warga Malang, 19 Februari. Meskipun akhirnya diketahui pusat gempa berada di perairan selatan Kabupaten Malang dan tidak menimbulkan kerusakan.

Sebagai institusi yang berperan dalam penanggulangan bencana, Oky berharap masyarakat kian sadar akan potensi dan kerawanan bencana. Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan adalah hal utama gunu meminimalisir risiko bencana.

“Mitigasi bencana dimulai dari diri sendiri kemudian keluarga sampai ke lingkungan masing-masing. Kenali bahayanya dan pahami bencananya. lnsya Allah kita siap untuk selamat,” tutupnya.(Der/Aka)