Sekda Wasto Menginjak ‘Tikus Koruptor’ di Balai Kota Malang

Sekda Kota Malang, Wasto dan beberapa pejabat OPD menginjak sosok tikus yang diperankan seniman pada penutupan pameran kartun di Balai Kota Malang, Sabtu (2/11). (Aziz Ramadani MVoice)
Sekda Kota Malang, Wasto dan beberapa pejabat OPD menginjak sosok tikus yang diperankan seniman pada penutupan pameran kartun di Balai Kota Malang, Sabtu (2/11). (Aziz Ramadani MVoice)

MALANGVOICE – Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Malang Wasto injak tikus koruptor di Balai Kota Malang, Sabtu (2/11). Selain Wasto, beberapa pejabat OPD juga ikut menginjak tikus hingga mati.

Tikus yang dimaksud bukanlah yang sebenarnya. Ini tersaji saat pertunjukan seni atau teatrikal, penutupan pameran kartun bertajuk Demokrasi Dikorupsi yang diinisiasi Partai Kartunis Ngalam (Paitun). Seorang seniman memerankan pejabat birokrasi lengkap memakai setelan jas. Namun, Ia lalu berubah jadi tikus dan meminta untuk dimatikan dengan cara diinjak secara serentak.

Aksi teatrikal itu pun mendapat apresiasi positif. Termasuk dari Sekda Kota Malang Wasto.

“Saya salut ide tematik ini, mudah dicerna. Hati ini semakin maknyus,
Semakin banyak memori kritikan dan edukasi maka akan lebih bagus. Membentuk diri dalam kehidupan sehari-hari,” kata pria yang pernah menjabat Kepala Barenlitbang Kota Malang ini.

Pada sesi dialog, Wasto menjelaskan secara yuridis, korupsi mencakup tiga hal. Pertama, melakukan perbuatan-perbuatan melawan hukum, menguntungkan diri sendiri atau orang lain, terakhir merugikan keuangan negara. Sedangkan dalam contoh keseharian, dia mencontohkan ASN yang terlambat apel maupun menyelesaikan tugas juga termasuk aktivitas korupsi.

“Makanya dalam tunjangan penghasilan ASN, indikator keterlambatan ini jadi poin pengurangan hak ASN,” ujarnya.(Der/Aka)